5 Cara Menghadapi Kehilangan Pekerjaan Akibat Dampak Pandemi Covid-19

Dalam situasi yang sulit ini, ternyata jaringan pertemanan dan jaringan profesionalitas bisa menjadi sekoci penyelamat.

Editor: Wema Satya Dinata
Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay
Foto ilustrasi pekerja yang dirumahkan atau di PHK 

2. Mengenali kekuatan diri sendiri

Pada saat kehilangan rutinitas bekerjanya, Lamping jadi memiliki waktu untuk mendengarkan kebutuhan tubuhnya, dalam mengatasi kesedihan itu.

Dia menangis, marah-marah, makan es krim, untuk melampiaskan kekecewaannya.

Namun di masa itu, dia juga bisa merenung bahwa kehilangan pekerjaan hanya salah satu pengalaman buruk dalam hidupnya.

Sebelumnya dia sudah mengalami berbagai kegagalan, dan bisa mengatasinya.

"Di situ saya sadar bahwa pengalaman buruk dan kegagalan selama ini adalah persiapan untuk menghadapi masalah berikutnya. Pengalaman-pengalaman itu mengajarkan saya untuk menata lagi kehidupan. Saya memisahkan apa yang bisa saya kendalikan dan apa yang tidak. Kemudian menyusun strategi dan menentukan target dengan apa yang bisa saya kendalikan," tulisnya.

3. Membuka jaringan

Setelah menguasai dirinya, Lamping kemudian mulai menghubungi kontak-kontak profesionalnya, mencari informasi lowongan pekerjaan untuk jabatan CMO.

"Beruntung bagi saya, seorang teman mengenalkan saya kepada Alyson Friedensohn, pendiri sekaligus CEO perusahaat start up bidang kesehatan jiwa, Modern Health. Dan sebulan setelah dipecat, saya memperoleh pekerjaan sebagai CMO di Modern Health," kata Lamping.

Menurut dia, banyak lowongan pekerjaan di jenjang atas, terutama level C-suite (sebutan informal untuk level chief, seperti ceo, cfo, cmo), tidak diumumkan secara terbuka.

"Jadi kontak orang-orang di jaringan profesional, jangan arogan, jangan malu minta tolong, dan jangan buang waktu," kata Lamping memberi saran.

4. Terbuka dengan tantangan baru

Dengan pengalaman selama 15 tahun di bidang markering, Lamping mengaku dia mempunyai standar yang tinggi soal pekerjaan. Terutama dalam hal kapasitas perusahaan tempatnya bekerja.

Namun dalam situasi seperti sekarang ini, dia menurunkan standar si kapasitas perusahaan, tapi bukan dinilai dari etika pekerjaan dan perusahaan.

"Ketika seorang mentor menawarkan Modern Health, saya belum pernah mendengar nama perusahaan itu sebelumnya. Ternyata mereka start up yang masih dalam tahap mengumpulkan dana. Biasanya perusahaan seperti ini bukan impian saya," kata Lamping.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved