Umanis Kuningan, Fenomena Halo Matahari Tampak di Sebagian Langit Bali

Tampak matahari siang ini dihiasi dengan lingkaran cahaya seperti cincin yang mengelilingi matahari.

TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
Ilustrasi - Fenomena Halo Matahari terlihat di kawasan Kuta, Badung, Selasa (10/3/2020). Fenomena halo matahari yang merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari yang muncul karena ada pembiasan sinar matahari oleh awan tipis cirrus yang berada pada ketinggian sekitar 6.000 meter dari permukaan bumi. 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Langit sebagian Pulau Dewata pada hari Umanis Kuningan, Minggu (27/9/2020) berbeda dari hari biasanya, tampak matahari siang ini dihiasi dengan lingkaran cahaya seperti cincin yang mengelilingi matahari.

Fenomena ini pun ramai dibagikan oleh warganet di lini media sosial yang berhasil mengabadikan momen tak biasa ini, seperti di Kawasan Kota Denpasar maupun Legian, Kuta, Badung, Bali.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Iman Faturahman, menjelaskan fenomena ini lazim disebut dengan fenomena Halo.

"Fenomena tersebut merupakan fenomena Halo yaitu fenomena optis berupa lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari ataupun bulan. Halo terjadi karena adanya refleksi dan pembiasan sinar matahari oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma dari awan cirrus yang sangat dingin di atmosfer," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Bali.

5 Penyakit Kronis yang Ditandai Gejala Awal Sakit Kepala

Tahan Imbang Chelsea 3-3, West Brom Naik Lima Posisi

Rajin Olahraga tapi Berat Badan Malah Naik? Mungkin Ini Penyebabnya


Ia memastikan fenomena ini tidak terkait dengan tanda-tanda semisal adanya bencana yang akan datang.

"Ini fenomena biasa yang tidak menunjukkan sesuatu hal lain ataupun bencana," ujarnya.

Penampakan fenomena Halo bergantung pada ada tidaknya Awan Cirrus di wilayah tersebut sehingga tidak semua wilayah di Bali bisa menyaksikan fenomena ini.

"Fenomena halo bukan fenomena astronomis seperti halnya gerhana matahari. Bisa terjadi di tempat yang sedang mengalami cuaca cerah dan terdapat awan Cirrus. Saat ini tidak semua wilayah Bali dapat melihatnya, karena kondisi cuaca di Bali tidak sama di semua wilayah. Ada yang sedang cerah dan ada yang kondisinya berawan," bebernya.

Punya Cita Rasa Khas dan Dulu Sangat Digemari, Tape Lodtunduh Kini Terancam Punah 

Promo Gantung Alfamart, Banjir Diskon dan Promo Spesial Pengguna Gopay, Shopeepay & Kartu Kredit BNI

Artis-Artis Ini Banting Setir di Tengah Pandemi, Ivan Gunawan hingga Vanessa Angel

Lanjutnya, fenomena Halo terjadi hanya beberapa saat dan akan berakhir jika awan Cirrus sudah mulai punah atau menghilang dan atau ditutupi oleh awan-awan lainnya.

Masyarakat tidak dianjurkan melihatnya dengan mata telanjang.

"Karena ada pancaran sinar UV dari matahari dan radiasi maka sebaiknya tidak dilihat dengan mata telanjang, bisa berbahaya bagi mata," tutup dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved