Ngopi Santai
Senyumlah Semanis Madu
Permintaan madu meningkat pesat selama pandemi Covid-19. Madu hutan Timor, Flores, Maros, Aceh, Papua dan lain-lain laris manis.
Penulis: DionDBPutra | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, -- Permintaan madu meningkat pesat selama pandemi Covid-19.
Madu hutan Timor, Flores, Maros, Aceh, Papua dan lain-lain laris manis.
Berita mengenai tingginya permintaan berjejer panjang. Kalau kurang yakin, silakan tuan dan puan gogling alias cari di Google. Sekarang.
Di lapak Tokopedia, misalnya, penjualan madu meningkat dua setengah kali lipat dibandingkan sebelum pandemi merebak di Indonesia sejak awal tahun 2020.
Ya, virus corona membuat madu yang manis itu semakin manis dan laris diburu banyak orang.
Pemilik lapak madu langganan saya di Kupang mengaku omsetnya naik hampir 100 persen.
“Pandemi ini momen yang manis buat usaha beta,” katanya semringah.
Madu memang memikat hati sejak dulu kala. Setua peradaban manusia. Apalagi sekarang ketika corona menyerang tanpa pandang bulu.
Madu diyakini mujarab meningkatkan imun tubuh sehingga gagah perkasa di palagan perang melawan Covid-19 yang obat dan vaksinnya belum ada.
Entah sampai kapan.
Mengutip pandangan para pakar gizi dan kesehatan, madu setidaknya memiliki tiga manfaat bagi tubuh manusia termasuk menghadapi serangan total Covid-19.
Pertama, melawan bakteri di tenggorokan. Madu mempunyai anti-inflamasi alami. Antibiotik.
Konsumsi satu sendok makan madu dicampur air hangat setiap malam dapat meminimalkan iritasi tenggorokan dan menghindari batuk.
Kedua, meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Madu mengandung antioksidan dan agen antibakteri yang dapat meningkatkan imun tubuh.
Kalau tuan dan puan rutin minum madu, niscaya tubuhmu lebih kuat memerangi infeksi yang disebabkan mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri.