STMIK Primakara Gelar Wisuda ke-V, Lulusannya Diingatkan Agar Tak Berhenti Belajar

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara melakukan wisuda terhadap lulusannya secara daring

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dokumentasi STMIK Primakara
Foto bersama lulusan terbaik akademik maupun non akademik pada wisuda ke-4 STMIK Primakara, Sabtu (3/10/2020) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara melakukan wisuda terhadap lulusannya secara daring, Sabtu (3/10/2020).

Acara Wisuda IV STMIK Primakara tersebut diikuti 67 orang lulusan, terdiri dari lulusan Program Studi Sistem Informasi 25 orang, Program Studi Teknik Informatika 29 orang dan Program Studi Sistem Informasi Akuntansi 13 orang.

Dalam kesempatan itu, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa mengatakan, wisuda sebagai tanda atau tonggak awal dari setiap wisudawan untuk memulai menjalani suatu proses kehidupan dengan tantangan yang lebih dinamis dan lebih kompleks.

Baginya, tatkala menjadi mahasiswa di lembaga pendidikan tinggi, tentu ruang lingkup tantangan yang dihadapi masih relatif terbatas Jika dibandingkan dengan tantangan di lingkungan ranah kehidupan bermasyarakat.

5 Zodiak Ini Tak Mudah untuk Dipatahkan Semangatnya, Tetap Fokus Pada Tujuan Mereka

67 Orang Lulusan STMIK Primakara Diwisuda, 64 Persen Sudah Bekerja dan 19 Persen Telah Berwirausaha

5 Zodiak Ini Tak Mudah untuk Dipatahkan Semangatnya, Tetap Fokus Pada Tujuan Mereka

“Oleh karena itu, setelah di wisuda jangan berhenti belajar dan menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang begitu sangat cepat dan pesat,” pinta Prof. Dasi Astawa.

Menurutnya, di era kekinian, setiap insan manusia, termasuk wisudawan dituntut kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas agar tetap eksis, mampu bersaing dan menjadi pemenang.

“Dunia terus bergerak dan berubah begitu cepat. Siapa saja yang tidak mampu mengadopsi dan beradaptasi dengan perubahan, maka akan tergilas atau paling tidak ditinggal oleh perubahan itu,” tegasnya.

Oleh karena itu, bagi Prof Dasi Astawa, setiap insan, termasuk para wisudawan wajib untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, terutama kesiapan mental dan berbagi kecakapan sehingga bias tetap eksis dalam menghadapi dan menikmati gelombang persaingan.

“Sebagaimana seorang peselancar yang sangat senang menikmati tantangan dan ancaman dari ganasnya gelombang laut yang semakin besar,” kata dia.

Penguasaan terhadap berbagai multi kecakapan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan global saat ini menjadi kewajiban bahkan kemutlakan.

Multi kecakapan itu seperti human skill, desain skill, conceptual skill, manajemen skill, technical skill, sof skill dan spiritual skill.

Penguasaan terhadap multi kecakapan seperti itu, kata dia, sebetulnya belum menjamin suatu keberhasilan, tetapi paling tidak dengan penguasaan berbagai kecakapan bisa turut serta menjadi bagian dalam dinamika pembangunan, baik ditingkat lokal, nasional maupun international. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved