Virus Corona
Kondisi Terkini Donald Trump, Diberi Obat Steroid Dexamethasone yang Diperuntukan Bagi Pasien Kritis
Pemberian obat steroid dexamethasone merupakan bagian dari langkah pengobatan Covid-19 yang menginfeksi Donald Trump.
TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON DC - Setelah dirawat di rumah sakit militer Walter Reed Medical Center, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kabarnya diberi obat steroid dexamethasone.
Pemberian obat steroid dexamethasone merupakan bagian dari langkah pengobatan Covid-19 yang menginfeksi Donald Trump.
Pemberian obat tersebut diungkap oleh salah satu dokter yang merawat Trump, yakni dokter Brian Garibaldi pada Minggu (4/10/2020) waktu setempat.
Pemberian obat tersebut mengindikasikan bahwa kondisi Trump mengkhawatirkan sebagaimana dilansir dari CNN.
Pasalnya, obat tersebut tidak boleh diberikan kepada siapa pun kecuali dalam keadaan kritis.
Itu karena efek negatif yang disebabkan oleh steroid tersebut, sehingga penggunaan obat tersebut sangat diawasi dengan ketat.
"Kami memutuskan bahwa dalam kasus ini manfaat potensial (dexamethasone) mungkin lebih besar daripada risikonya saat ini," kata Dokter Gedung Putih, Sean Conley, kepada wartawan di luar Walter Reed Medical Center, Minggu.
Sebuah penelitian, dengan melibatkan sampel yang besar dan acak, menunjukkan bahwa pasien Covid-19 menunjukkan pemulihan lebih cepat jika diberi dexamethasone.
Sebuah pedoman pengobatan infeksi virus corona yang disusun National Institutes of Health (NIS) menyatakan "pasien dengan Covid-19 yang parah dapat mengembangkan respons peradangan sistemik (seluruh tubuh) yang dapat menyebabkan cedera paru-paru dan disfungsi organ multisistem."
Berdasarkan hasil dari sebuah uji coba, panel ahli NIH merekomendasikan pemberian dexamethasone kepada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen.
“Panel merekomendasikan agar tidak menggunakan dexamethasone untuk pengobatan Covid-19 pada pasien yang tidak membutuhkan oksigen tambahan,” tulis NIH dalam pedomannya.
Dalam sebuah penelitian entang dexamethasone yang dilakukan di Inggris didapatkan temuan bahwa sekitar 23 persen pasien yang mendapat dexamethasone meninggal dunia.
Sedangkan 26 persen pasien yang tidak mendapatkan dexamethasone meninggal dunia.
Dilansir dari BBC, steroid tersebut dapat menyelamatkan nyawa pasien dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat menjadi terlalu aktif dan membahayakan virus corona.
Tetapi obat tersebut perlu digunakan pada waktu yang tepat.