Dukung Program EBT, Kementerian ESDM Minta Industri Swasta Memasang PLTS Atap
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengapresiasi atas peresmian PLTS Atap berkapasitas 2.919 kilowatt peak
TRIBUN-BALI.COM - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap agar para pelaku industri swasta bisa berkontribusi besar terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT), khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengapresiasi atas peresmian PLTS Atap berkapasitas 2.919 kilowatt peak (KWp) di pabrik Aqua yang berada di Klaten, Jawa Tengah.
Pihak Danone-AQUA sendiri menggandeng Total Solar Indonesia sebagai penyedia teknologi dan infrastruktur PLTS Atap tersebut.
Menurutnya, keberadaan PLTS Atap di fasilitas pabrik Aqua tersebut sejalan dengan implementasi program Jateng Solar Province yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Jawa Tengah sejak tahun lalu.
• Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Irjen Napoleon Bonaparte, Penetapan Tersangka Sudah Sesuai Prosedur
• Ini Perbedaan Aturan Upah Minimum Pekerja di Dalam UU Ketenagakerjaan dan UU Cipta Kerja
• 4 Zodiak Ini Mudah Banget Bilang I Love You, Apa Zodiakmu Termasuk?
Dia pun menyebut, para pelaku industri sudah semakin sadar akan pentingnya penggunaan energi yang ramah lingkungan dalam operasional perusahaannya.
Terlebih, belum lama ini PT Coca Cola Amatil Indonesia memasang PLTS Atap di pabriknya yang berada di Cikarang, Jawa Barat dengan kapasitas 7,13 megawatt (MW).
Ini merupakan PLTS Atap terbesar di Asia Tenggara sekaligus nomor 2 terbesar di kawasan Asia Pasifik.
“Ini pertanda PLTS secara umum bisa berkembang di Indonesia.
Kami harap makin banyak perusahaan swasta yang memasang panel surya di lingkungannya,” ungkap dia dalam webinar peresmian PLTS Atap pabrik Aqua, Selasa (6/10/2020).
Peran swasta jelas dibutuhkan dalam pengembangan EBT.
Ini mengingat sampai tahun 2019 lalu kontribusi bauran EBT di Indonesia baru mencapai 9,15% dari target yang ditetapkan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23% di tahun 2025.
Alhasil, masih ada gap yang cukup lebar untuk mencapai target tersebut.
Khusus PLTS Atap, hingga saat ini kapasitas terpasangnya di Indonesia baru mencapai 11,5 MW dengan jumlah pelanggan sekitar 2.340 pelanggan.
Selain itu, sepanjang tahun 2020 permintaan terhadap listrik tampak turun secara drastis seiring pandemi Covid-19 yang turut melanda Indonesia, sehingga memberi tantangan bagi pengembangan EBT.
• Bupati Suwirta Motivasi Perbekel, Harus Ciptakan Desa Maju dan Mandiri
• Dua Pasien Meninggal dengan Gejala Diabetes di Tabanan, Tim Gabungan Gencar Buru Pelanggar Prokes
• Pulang ke Rumah, Suami Kaget Istri Berduaan di Kamar Bareng Pak Kamituwo Tanpa Baju, Ngaku Sudah 5X
“Permintaan listrik turun sekitar 10% di Pulau Jawa.