Penanganan Covid
Pengusaha Karangan Bunga di Denpasar Hidup di Atas Ucapan Duka Cita
Penjualan karangan bunga di masa pandemi Covid-19 di Denpasar, Bali mengalami penurunan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Penjualan karangan bunga di masa pandemi Covid-19 di Denpasar, Bali mengalami penurunan.
Di saat tak ada pesta pernikahan hingga ulang tahun, kini tumpuan mereka hanya pada ucapan duka cita.
Meski tak berharap banyak yang meninggal, namun secara tidak langsung usaha mereka tetap bergeliat oleh ucapan duka cita ini.
Salah seorang pemilik usaha pembuatan karangan bunga di kawasan Jalan Sutoyo, Denpasar, Wayan Sudara mengaku, sejak pandemi mengganas, pemesanan karangan bunga menurun.
• Insiden Penembakan di Nduga Satu Karyawan Ini Kena Tembakan KKB Papua
• Khabib Nurmagomedov Kenang Manis Memori Dua Tahun Lalu Saat Kalahkan Conor McGregor
• UU Omnibus Law Cipta Kerja, Keinginan Jokowi Sejak Dilantik Tahun 2019 Kini Jadi Kenyataan
Yang biasanya dipesan untuk ucapan peresmian, perkawinan, kematian, maupun ulang tahun, kini tak lagi ramai.
Yang tersisa hanya untuk ucapan duka cita.
Apalagi jika yang meninggal adalah pejabat atau orang penting, maka pesanan akan cukup banyak.
"Pasti berkurang pembelinya, cuma sekarang yang masih ada itu karangan bunga duka cita, tapi tidak begitu banyak juga," katanya saat ditemui, Rabu (7/10/2020) siang.
Sebelum pandemi, dalam sehari, rata-rata pesanan dalam sehari sebanyak 5 sampai 6 karangan bunga.
Namun saat ini hanya 2 atau 3 karangan bunga saja.
Bahkan dalam sehari bisa tak ada pesanan.
"Untunglah saya punya sejenis langganan. Kalau tidak, ya lebih sulit lagi," kata lelaki yang sudah 30 tahun bergelut dalam usaha karangan bunga ini.
Bahkan saat musim perkawinan yang bersamaan dengan pandemi pun tak banyak pesanan yang datang.
Untuk menyikapi hal tersebut, ia mengambil beberapa langkah.
Pertama ia mengurangi tenaga kerja, yang awalnya 8 orang kini hanya 3 orang.
Pembelian bunga untuk bahan pembuatan karangan bunga pun dikurangi.
Misalkan saja untuk bunga sedap malam, yang 1.000 tangkai, kini ia hanya membeli 500 tangkai.
"Ya setengahnya saya beli bunga. Memang harus pintar bersiasat," katanya.
Ia mengatakan, bunga untuk pembuatan karangan bunga ini didatangkan dari Jawa.
Jika dulu suplayer ini wajib membawakan bunga 2 hari sekali, kini tergantung permintaan.
Adapun harga karangan bunga ini dibanderol Rp. 150 ribu hingga Rp. 400 ribu tergantung motif dan ukuran. (*).
Catatan Redaksi: Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19. Tribun Bali mengajak seluruh Tribunners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat Pesan Ibu: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak