Penanganan Covid
Bali Digelontor Dana Hibah Rp 1,2 Triliun Untuk Membantu Industri Pariwisata yang Dihantam Pandemi
Dana hibah ini untuk membantu meningkatkan penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata sehingga tercipta rasa aman dan nyaman
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Eviera Paramita Sandi
Sedangkan 30 persen untuk penanganan dampak ekonomi dan sosial dari pandemi Covid-19 terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Proses pencairan dana diajukan oleh kepala daerah kepada Kementerian Keuangan mengacu pada rekomendasi teknis yang diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," jelasnya.
Kemenparekraf juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 119 miliar untuk program sertifikasi CHSE gratis bagi industri pariwisata di 34 provinsi di Indonesia.
Sertifikasi ini untuk menjamin kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan untuk industri yang terkait sektor pariwisata untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
"Sehingga para pelaku pariwisata, pengelola hotel, dan restoran dapat segera meningkatkan persiapan protokol kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19," ungkapnya.
Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf melalui Deputi Bidang Industri dan Investasi akan melakukan sosialisasi Program Hibah Pariwisata Tahun 2020 secara berkala.
Untuk kegiatan awal telah dilangsungkan sosialisasi pada 8 Oktober 2020 di Hotel Novotel Tangerang, Banten. Kegiatan juga dilakukan secara hybrid meeting dengan melibatkan 101 daerah kabupaten/kota di Indonesia.
"Melalui kegiatan sosialisasi dana hibah pariwisata tahun 2020 tersebut, diharapkan pemerintah daerah memperoleh informasi terkait program dana hibah pariwisata, antara lain terkait teknis hibah pariwisata, pengelolaan hibah pariwisata pada pemerintah daerah, pengelolaan dan pelaporan keuangan serta teknis penyaluran dana hibah pariwisata tersebut," papar Wishnutama.
Kampanye Prokes
Wisnhutama menyadari kasus pasien baru positif Covid-19 masih terus meningkat secara nasional.
Di sisi lain, pariwisata harus bisa bangkit. Karena itu pemerintah terus meningkatkan kualitas protokol kesehatan (prokes) untuk dunia pariwisata.
"Itu adalah hal yang penting. Kunci daripada sektor pariwisata agar bisa bangkit adalah dapat melaksanakan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, dengan program We Love Bali ini kita ikut mengajak peran serta masyarakat dan para pelaku sektor pariwisata dan pemerintah daerah agar dapat bisa melaksanakan protokol kesehatan itu dengan baik," paparnya.
Dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik maka tidak terjadi penularan dan tidak terjadi klaster baru.
“Jadi apa yang kita fokuskan sekarang hibah pariwisata maupun program We Love Bali ini adalah salah satu tujuan utamanya agar kualitas pelaksanaan protokol kesehatan lebih baik lagi,” tandasnya.