6 STP Dibawah Naungan Kemenparekraf Mengacu Pada Standar Internasional, Termasuk Poltekpar Bali
Keberadaan sekolah atau lembaga pendidikan akan memperluas akses pendidikan bagi masyarakat
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Keberadaan sekolah atau lembaga pendidikan akan memperluas akses pendidikan bagi masyarakat sehingga dapat terciptanya sumber daya manusia berkualitas di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng Pramestuti, dalam acara “Dialog: Penyiapan SDM Pariwisata di Era Pandemi dan Pascapandemi Covid-19", di Poltekpar Bali, Kamis (15/10/2020) kemarin.
“Pada APBN tahun 2021 kami meminta ada tambahan dua (institusi pendidikan pariwisata) lagi, yaitu di Manado dan Jawa Tengah," kata Agustina dalam keterangannya, Jumat (16/10/2020).
Agustina mengatakan, Komisi X yang juga membawahi bidang pendidikan telah melihat institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenparekraf selalu menghasilkan SDM pariwisata berkualitas dan banyak terserap industri.
Baca juga: Hotman Paris Berpandangan Ada Sisi Positif UU Cipta Kerja yang Untungkan Buruh & Bikin Ketakutan Bos
Baca juga: Jadwal Belajar dari Rumah TVRI Jumat 16 Oktober 2020, Kelas 4-6 SD: Luas dan Keliling Lingkaran
Baca juga: 4 Drakor Ini Memiliki Momen Kakak Beradik yang Familiar Dalam Keseharian, Apa Saja Itu ?
Sejalan dengan rencana pemerintah yang ingin meningkatkan kualitas pariwisata, maka harus diimbangi dengan keberadaan SDM yang kompeten.
"Kami ingin semakin banyak jumlah sekolah. Kalau perlu di setiap destinasi wisata, di setiap provinsi didirikan sekolah, atau paling tidak kampus yang bekerja sama dengan Kemenparekraf,” ujar Agustina.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut anggota Komisi X lainnya, yakni Hetifah Sjaifudian, Ratih Megasari Singkarru, Dewi Coryati, dan Iliza Sa'aduddin Djamal.
Serta jajaran pejabat di Kemenparekraf, seperti Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya, dan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan/Events Rizki Handayani.
Komisi X sebagai mitra pemerintah akan terus mendorong dan mendukung program pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air.
"Komisi X akan mendukung dan seluruh stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk lembaga pendidikan harus bergandengan tangan,” ujar Agustina.
Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani, menjelaskan bahwa saat ini terdapat enam lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenparekraf.
Tersebar di Bandung, Bali, Medan, Lombok, Palembang, dan Makassar.
Keenam instansi pendidikan ini mengacu pada standar internasional.
“Kita coba untuk menunjukan keunggulan 6 STP kami, bahwa kita mengacu pada standar internasional. Kita juga bekerja sama dengan lembaga pendidikan luar negeri antara lain dari Swiss, Australia, dan beberapa negara lainnya,” ungkap Giri.
Ia juga menyebut lembaga pendidikan yang di berada di bawah koordinasi Kemenparekraf juga selalu berkolaborasi dengan industri sehingga diharapkan dapat menciptakan SDM yang paham dengan dunia pariwisata.
Menparekraf Wishnutama Kusubandio di kesempatan yang sama mengatakan, dengan dukungan dari Komisi X DPR ia sangat optimistis dengan rencana pembangunan kepariwisataan tanah air yang konsep besarnya akan mengalihkan dari quantity tourism ke quality tourism.
"Sampai saat ini masih ada yang salah pengertian tentang quality tourism. Dengan peningkatan kualitas pariwisata bukan berarti kunjungan wisatawan menjadi sedikit, tapi bagaimana meningkatkan kualitas spending atau pengeluaran wisatawan saat berkunjung ke Indonesia," kata Wishnutama.
Untuk itu diperlukan kesiapan SDM berkualitas yang tentunya akan dilahirkan dari lembaga-lembaga atau institusi pendidikan pariwisata.
Wishnutama mengatakan, pariwisata menjadi salah satu sektor yang diunggulkan pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Ke depan, banyak program pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif yang dijalankan pemerintah dengan mengedepankan keterlibatan masyarakat dan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
"Meski pandemi Covid-19 memberikan dampak, tapi semua ini pasti akan berakhir. Yang dibutuhkan adalah protokol kesehatan dijalankan dengan penuh kedisiplinan dan rasa kepedulian," tambahnya.
Rasa kepedulian terhadap diri sendiri, keluarga, sahabat, teman-teman, dan tentunya yang tidak kalah penting adalah terhadap sektor pariwisata.
"Dengan rasa kepedulian yang tinggi dalam melaksanakan protokol kesehatan saya yakin sektor pariwisata akan segera bangkit kembali,” kata Wishnutama.(*).