Berita Badung
PENJOR Megah Hiasi Desa Adat Kapal, Persiapan Jelang Aci Tabuh Rah Atau Siat Tipat Bantal di Mengwi
Mengingat penjor-penjor tersebut bukanlah penjor biasa, melainkan karya seni hasil kreativitas para pemuda atau ST di Desa Adat Kapal.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM – Jalan protokol Desa Adat Kapal, Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung, tampak berbeda sejak Rabu (1/10) malam.
Belasan penjor hias berukuran besar berdiri anggun di depan Pura Desa Adat Kapal menambah nuansa meriah menjelang Tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon atau yang dikenal siat tipat bantal.
Dari pantauan di lokasi pada Kamis (2/10) siang penjor berukuran besar tepat dipasang di depan Pura Puseh. Bahkan sudah dilakukan penilaian untuk mengapresiasi para Sekha Teruna (ST) di Desa Kapal yang membuat penjor tersebut
Mengingat penjor-penjor tersebut bukanlah penjor biasa, melainkan karya seni hasil kreativitas para pemuda atau ST di Desa Adat Kapal.
Lomba penjor hias ini untuk pertama kalinya diadakan oleh desa adat setempat, sekaligus menjadi bagian dari rangkaian tradisi tahunan yang selalu dinantikan masyarakat.
Baca juga: JOKER Tak Berkutik Saat Ditangkap Polisi! Gara-gara Nyaris Terserempet, Aniaya Sopir di Nusa Penida!
Baca juga: SIDAK Puskesmas Bebandem, Gus Par Minta Rujukan Prioritaskan ke RSUD Karangasem!
Untuk diketahui, tradisi Aci Tabuh Rah Pengangon atau yang dikenal siat tipat bantal akan digelar pada Senin, (6/10) mendatang.
Kelian Sabha Yowana Palwa Nagara, Made Yudi Dwipayana, menjelaskan bahwa lomba penjor hias ini bertujuan melestarikan adat sekaligus mengasah kreativitas generasi muda. Dari 17 ST yang ada, hanya 15 ST yang ikut serta. Sementara dua lainnya berhalangan karena ada kegiatan adat di banjarnya.
"Ini pertama kali lomba penjor digelar di Desa Adat Kapal. Semangat para pemuda sangat luar biasa, mereka berlomba menampilkan karya terbaik," ujar Yudi Kamis (2/10).
Disinggung mengenai biaya, pihaknya mengakui jika pembuatan penjor hias tidak murah. Setiap penjor membutuhkan biaya besar, tergantung bahan dan konsep yang dipilih oleh masing-masing ST.
"Biayanya bervariasi, mulai belasan juta, bahkan ada yang sampai Rp20 juta untuk satu penjor. Kalau Rp 30 juta, sejauh ini belum ada informasi, tetapi memang cukup tinggi karena detail hiasannya sangat rumit," terang Yudi.
Meski menghabiskan biaya tidak sedikit, para pemuda tetap antusias karena lomba ini menjadi ajang prestasi dan kebanggaan banjar.
Disebutkan proses pemasangan penjor dilakukan pada Rabu (1/10) malam hingga dini hari. Yudi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena kegiatan tersebut sempat mengganggu lalu lintas.
"Penjor akan berdiri sampai H+1 Aci Tabuh Rah, yaitu tanggal 7 Oktober 2025, setelah itu akan diturunkan," tambahnya.
Terkait dengan hasil lomba, pihaknya mengaku setelah melalui penilaian, enam ST berhasil menjadi juara. Juara I diraih ST Banjar Peken Baleran, Juara II diraih ST Banjar Belulang, Juara III diraih ST Banjar Pemebetan, Juara IV diraih ST Banjar Bruma, Juara V diraih ST Banjar Langon dan Juara VI diraih ST Banjar Bastam.
"Para pemenang akan memperoleh piagam, piala, serta uang pembinaan. Juara pertama juga berhak membawa pulang piala bergilir. Namun, besaran uang pembinaan masih menunggu keputusan Jro Bendesa Adat Kapal," ucapnya. (gus)
Memperkuat Persatuan Antar Banjar
KALING Muda di Jimbaran Beri Pelayanan ke Warga Gunakan Motor Mini, Haristayasa: Biar Simpel Saja! |
![]() |
---|
KAPOLRES Badung Jamin Transparan Tak Ada Pungli Pembuatan SIM, Biaya Ditempel di Papan Informasi! |
![]() |
---|
Kapolres Badung Jamin Transparan dan Tak Ada Pungli, Terkait Pelayanan SIM Bagi Masyarakat |
![]() |
---|
Transparansi Pelayanan SIM Di Polres Badung Bali, Masyarakat Bisa Lihat Tarifnya Di Sini |
![]() |
---|
Polres Badung Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Subsidi di Bali, Kerugian Negara Capai Rp159 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.