Sukses Jalankan Misi Perdamaian Dunia di Afrika Tengah, Kapolda Bali Beri Apresiasi Ini

Delapan personel dari Polda Bali ini sukses jalankan misi perdamaian dunia dan keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Polda Bali
Teks: Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose saat menyambut delapan personel jajarannya yang baru saja pulang dari Afrika Tengah dalam mengemban tugas misi perdamaian selama 15 bulan, Senin (19/10/2020). 

"Ada sekitar 3 bulan kita tinggal di tenda sambil menunggu camp kita berdiri dan Garuda Camp mendapat predikat pasukan terbaik yang ada di Minusca," ujar Iptu I Made Suweca, Selasa (20/10/2020).

Diketahui saat misi perdamaian dilakukan, tak hanya Indonesia yang diterjunkan ke lokasi tapi ada juga negara lainnya.

Bahkan untuk satu pasukan Satgas Garuda Bhayangkara FPU 1 Minusca bergabung dengan Rwanda Batalyon, Marroco Batalyon, Nepal Army, Pakistan Army, Bangladesh Army, Burundi, Egypt Batalyon, Gabon Batalyon, EUTM (Uni Eropa) dan Satgas Garuda saat itu tergabung dengan FPU Rwanda, Sinegal, Kamerun, Mauritania, Kongo dan Egypt.

Iptu Suweca bahkan mengatakan, pengalaman-pengalaman yang menegangkan dan sulit saat berada di Afrika Tengah.

Perwira yang bertugas di jajaran Sat Brimob Polda Bali ini mengaku sulit saat dirinya bersama rombongan terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata.

"Situasi yang sulit itu saat kita pernah terjebak di tengah-tengah konflik antar kelompok bersenjata di daerah Yakite. Tepatnya di PK5 Bangui, saat melaksanakan patroli. Sehingga kita harus keluar dari zona konflik tersebut," tambahnya.

Ditanya mengenai pelaksanaan tugas saat pandemi Covid-19, Iptu I Made Suweca menjawab seluruh anggota Satgas Garuda Bhayangkara wajib menggunakan masker dan harus membawa hand sanitizer sehingga pelaksanaan tugas tetap berjalan seperti biasa.

"Untuk tugas saat Pandemi, kita diwajibkan untuk selalu menggunakan masker dan membawa hand sanitizer. Pasukan United Nations (UN) bahkan selalu diarahkan dan diwajibkan untuk menggunakan masker," terangnya.

Sementara itu, ia mengaku saat situasi seperti ini (pandemi) kesadaran warga untuk menjaga kesehatan saat pandemi masih sangat kurang.

Hanya beberapa warga dan aparat setempat yang menggunakan masker, itupun dilakukan karena ada anjuran dari pemerintah untuk menggunakan masker.

Namun, masyarakat disana masih kurang peduli dengan situasi pandemi yang merebak di seluruh dunia tersebut.

"Jangankan untuk membeli masker, untuk makan saja mereka kesulitan. Listrik juga hanya ada di beberapa tempat saja sehingga sangat untuk diterima masyarakat," tutupnya, Selasa (20/10/2020).

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved