Babi Hitam Dikembangkan di Singaraja Bali, Berikut Ini Keunggulannya, Cita Rasa yang Lebih Enak
Inseminasi buatan babi lokal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Makanya kami akan melakukan uji coba terlebih dahulu dengan UPTD
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng, Bali saat ini mulai melakukan uji coba pengembangan ternak babi hitam lokal.
Pengembangan ini dilakukan untuk mendukung program Pemkab Buleleng terkait ‘The Spirit of Sobean’ yang merupakan branding produk-produk unggulan asal Buleleng.
Baca juga: Babi Guling Pan Ana Timbulkan Kerumunan Massa, Kadiskes Bali: Semoga Tidak Jadi Cluster Baru
Kepada Distan Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta dikonfirmasi Minggu (25/10/2020) mengatakan, sebagai langkah awal pengembangan ternak babi hitam ini, pihaknya akan menjalin kerjasama dengan UPTD.
Balai Inseminasi Buatan yang ada di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.
Di mana, pihaknya akan mendemplot sebanyak enam ekor babi hitam, untuk selanjutnya dilakukan inseminasi buatan.
Apabila uji coba tersebut berhasil, maka tahun depan akan mulai diterapkan ke peternak yang ada di Buleleng.
Baca juga: Pohon Tumbang Timpa Pelinggih dan Penyengker Pura Maksan Kancing Gumi di Desa Ababi Karangasem
“Inseminasi buatan babi lokal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Makanya kami akan melakukan uji coba terlebih dahulu dengan UPTD yang ada di Baturiti," kata dia.
"Sementara di demplot enam ekor, terdiri dari tiga ekor jantan dan tiga ekor betina. Jika berhasil, akan kami kembangkan di Balai Benih yang ada di Gerokgak, lalu hasilnya diberikan ke masyarakat untuk dikembangkan lagi,” terangnya.
Sumiarta menyebut, babi hitam dipilih karena selain untuk mendukung program ‘The Spirit of Sobean”, babi tersebut juga memiliki banyak keunggulan.
Salah satunya memiliki cita rasa yang lebih enak dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat.
“Berkaca dari serangan virus ASF, babi hitam ini jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan babi lendris," jelasnya.
"Lebih tahan dari serangan penyakit. Namun memang dari segi ukuran lebih kecil, jadi sasaran produknya lebih ke arah kuliner untuk babi guling,” kata dia.
Baca juga: Dinas Pertanian Kota Denpasar Bagikan 300 Bibit Babi Selama Pandemi Covid-19
Disinggung terkait populasi babi hitam di Buleleng, Sumiarta menyebut berdasarkan tahun 2019 lalu jumlahnya baru mencapai 86.519 ekor.
Di mana, babi tersebut paling banyak diternak oleh masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, dengan jumlah mencapai 27.726 ekor.
Selanjutnya Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng 16.359 ekor.