Bade Roboh Timpa Rumah Warga

Bade Setinggi 20 Meter Roboh di Gianyar, Keluarga Akui ada Permintaan Khusus

Bade Setinggi 20 Meter Roboh di Gianyar, Keluarga Akui ada Permintaan Khusus

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Bade roboh menimpa atap rumah warga di Desa Adat Keliki Kangin, Tegalalang, Gianyar, Bali, Minggu (25/10/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Panitia Plebon Desa Adat Keliki Kangin, Tegalalang, Ngakan Pramono menilai robohnya bade tersebut terjadi karena berbagai hal.

Satu di antaranya, pihaknya selaku pihak panitia sekaligus keluarga almarhum, meminta supaya undagi membuat bade seringan mungkin.

Diduga karena material ringan ini, sehingga material tidak kuat menahan tekanan angin.

"Undaginya sudah berpengalaman, dan baru kali ini terjadi hal seperti ini. Mungkin karena permintaan kami agar dibuatkan bade seringan mungkin, sehingga tak kuat lalu roboh," tandasnya.

Permintaan bade yang ringan ini, kata dia, tak terlepas dalam memenuhi protokol kesehatan.

Baca juga: Pandangan PHDI Bali Soal Musibah Robohnya Bade di Gianyar, Harus Ada Upacara Pengulapan & Banten Ini

Baca juga: Bade Tumpang Siya Roboh Saat Pelebon di Keliki Kangin Gianyar, Jenazah Jatuh di Atap Rumah Warga

Dimana sebelum menggelar plebon, pihaknya telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Gianyar, termasuk pihak kepolisian.

Dimana pihaknya diminta selama prosesi, baik persiapan hingga kegiatan puncak harus mentaati protokol kesehatan, seperti membatasi jumlah peserta, dan sebagainya.

Dalam mewujudkan pembatasan jumlah peserta ini, kata Pramono, disiasati degan membuat bade ringan supaya bisa diarak oleh sedikit orang.

"Protokol kesehatan sudah berjalan sangat baik,dari aparat kepolisian juga telah mengawasi dengan sangat baik" tandasnya.

Sosok Jenazah sangat Disegani

Sosok jenazah pada bade tumbang dalam upacara Pitra Yadnya di Desa Keliki Kangin, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali, Minggu (25/10/2020), merupakan tokoh masyarakat.

Beliau, Ngakan Padma, selain pernah menjabat sebagai Perbekel Keliki dua periode, beliau juga merupakan advokat atau pengacara terpandang.

Humas Pengadilan Negeri Gianyar, Wawan Edi Prastiyo, yang juga pengacara di PN Gianyar, Minggu (25/10/2020) mengatakan, ia sudah mengenal almarhum cukup lama.

"Almarhum Pak Ngakan Padma itu setahu saya Pengacara senior di Gianyar. Sebagai Pengacara senior, beliau punya nama di Gianyar. Namun, sekitar tahun-tahun terakhir beliau sudah tidak aktif lagi beracara di Pengadilan Negeri Gianyar, mungkin karena faktor usia lebih memilih banyak aktivitas bersama keluarga dan adat," ujar Wawan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bade Setinggi 20 Meter di Desa Adat Keliki Kangin Gianyar Roboh Timpa Rumah Warga

SAKSIKAN VIDEO TERKAIT DI YOUTUBE TRIBUNBALI

Wawan juga menilai mendiang merupakan pengacara profesional.

 "Almarhum sebagai advokat sangat profesional, di dalam beracara sangat fokus pada persoalan dan menjunjung tinggi etika profesi. Kalah sekalipun perkaranya, tetap menjaga profesionalisme. Semoga Beliau amor ring acintya," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan Upacara pitra yadnya atau plebon di Desa Adat Keliki Kangin, Kecamatan Tegalalang, Gianyar tercoreng, Minggu (25/10/2020) siang.

Hal tersebut dikarenakan bade dengan ketinggian sekitar 20 meter roboh menimpa rumah warga dalam perjalanan menuju setra (kuburan) setempat.

Namun beruntung tidak ada korban jiwa.

Jenazah kemudian digotong dari TKP hingga dikremasi di setra.

Jro Bendesa Keliki Kangin, I Made Sudiasa mengungkap, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 Wita.

Kata dia, upacara ini merupakan pitra yadnya mendiang Ngakan Gede Padma.

Sebelum peristiwa tersebut berlangsung, bade ini diarak oleh sekitar 80 orang krama.

Dari rumah mendiang hingga ke kuburan, kata dia, jaraknya sekitar satu kilometer.

Dalam perjalanan, rute yang dilalui bervariatif.

Mulai dari turunan, tanjakan dan jalanan datar.

Dalam perjalanan menurun maupun tanjakan, kata dia, kondisi bade masih aman.

Namun dalam kondisi datar dan jaraknya sudah dekat dengan kuburan, bade tersebut tumbang secara perlahan ke bagian samping, bersender di rumah warga setempat.

"Badenya itu tumbang menimpa rumah warga. Untung di situ ada rumah warga, kalau tidak, bisa-bisa ada korban jiwa," ujarnya.

Kata dia, saat bade tersebut tumbang, dan tumpang tempat layon bersandar di atas bangunan warga, saat itu petugas Pemadam Kebakaran Gianyar langsung mengevakuasi layon tersebut, lalu digotong oleh krama.

Sudiasa mengatakan, bade tersebut bukan buatan krama adat, tetapi dari membeli.

Kata dia, diduga penyebab tumbangnya bade tersebut dikarenakan konstruksi bagian bawah bade atau di atas 'sanan' kurang bagus.

 "Badenya rusak di atas sanan sehingga tumbang. Saat ini bade rusak direcah-recah dan upacara kremasi sudah berjalan," tandasnya.

Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, kata dia, secara niskala hal ini merupakan peristiwa besar.

Bahkan rumah yang ditimpa bade tersebut, menurut dia harus diupacarai untuk mengindari hal yang tidak diinginkan pada penghuni rumah.

 Terkait hal ini, pihaknya pun akan melakukan rapat dengan prajuru adat lainnya.

 "Nanti malam ada paruman (rapat) untuk membahas tindak lanjut terkait hal ini," tandasnya.

Kapolsek Tegalalang, AKP Ketut Sudita saat dikonfirmasi mengatakan, tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini.

Kata dia, ketika bade mendekati kuburan, dikarenakan konstruksi bade kurang bagus di bagian sambungan, sehingga tumbang dan bersandar atap rumah warga.

Setelah kejadian tersebut, kata dia, jenazah langsung digotong ke kuburan dan bade lantas didorong ke kuburan.

"Tidak ada korban jiwa dan kerusakan,dan semua sudah berjalan lancar," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved