Ngopi Santai

Ketika Duri-duri Tak Lagi Terasa

Elcid Li benar. Pendekatan ekonomi saja tidak lagi menjadi solusi. Pendekatan Ekonomi-Kesehatan harus menjadi panglima.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
FOTO KIRIMAN DOMINGGUS ELCID LI
Moderator Forum Academia NTT, Dominggus Elcid Li (kiri) dan Fainmarinat S Inabuy, Ph.D di depan laboratorium yang sedang dibangun beberapa waktu lalu. Kini lab tersebut sudah beroperasi. 

Menteri Kesehatan menilai keberadaan laboratorium biomolekuler ini bukti kerja sama kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas dari masyarakat NTT. Dia mengharapkan laboratorium tersebut meringankan beban masyarakat NTT di tengah pandemi Covid-19.

Gubernur Viktor Laiskodat mengatakan dengan adanya laboratorium biomolekuler itu, pemerintah provinsi NTT menggratiskan layanan pemeriksaan menggunakan alat tes diagnostik cepat maupun pemeriksaan spesimen usap guna mendeteksi penularan Covid-19.

Gubernur Viktor sudah menandatangani surat keputusan mengenai penyediaan layanan tes cepat dan pemeriksaan spesimen usap gratis.

"Kemarin saya sudah panggil beberapa pihak, mulai dari pihak Universitas Nusa Cendana, untuk mulai hitung-hitung dan saya rasa kalau hanya rugi beberapa saja tidak apa-apalah," ujar Gubernur Viktor.

Inisiatif Rakyat

Moderator Forum Academia NTT (FAN), Dominggus Elcid Li merupakan satu di antara tokoh muda NTT yang berinisiatif menghadirkan laboratorium hasil kerja kolaborasi ini.

Elcid Li dan teman-temannya di Forum Academia NTT bersyukur akhirnya niat luhur tersebut terwujud.

“Jalanan yang dulu tiada, kini terbuka, dan mulai ramai dilalui. Bahkan pertemuan yang tak disangka menjadi mungkin. Ide berkembang, bertumbuh, dan yang terlibat berlipat ganda,” ujarnya.

“Kegembiraan itu datang dari pertemuan, kerja sama, dan semangat untuk belajar. Tangan yang terbuka, bersedia memberi jauh lebih dibutuhkan daripada tangan yang mengambil,” kata Elcid Li dalam catatan refleksi perjalanan membangun laboratorium biomolekuler untuk tes massal atau pool test Covid-19 ini.

Menurut doktor jebolan Universitas Birmingham, Inggris tersebut, laboratorium ini adalah laboratorium pertama di Indonesia yang khusus melakukan riset inovasi terkait tes massal.

“Laboratorium datang dari Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk Indonesia. Krisis tidak hanya melahirkan penderitaan tetapi melahirkan inovasi. Gambaran ini muncul pada Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D, doktor biomolekuler pertama asal NTT lulusan Washington State University.” kata Elcid Li.

Elcid yang juga anggota Tim Pool Test untuk NTT mengatakan, rekannya Inabuy yang juga angota FAN, datang dengan ide tes massal Covid-19.

Proses inkubasi idenya seiring dengan rekan lain di Bandung, Hafidz.

Tak heran mereka kerap berkomunikasi bersama dengan Dahlan Iskan, wartawan senior itu.

Pada tanggal 1 Mei 2020 Fainmarinat S. Inabuy, Ph.D dari Forum Academia NTT pertama kali mempresentasikan idenya tentang pembuatan laboratorium biomolekuler untuk test massal di depan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved