Ngopi Santai

Ketika Duri-duri Tak Lagi Terasa

Elcid Li benar. Pendekatan ekonomi saja tidak lagi menjadi solusi. Pendekatan Ekonomi-Kesehatan harus menjadi panglima.

Penulis: DionDBPutra | Editor: Eviera Paramita Sandi
FOTO KIRIMAN DOMINGGUS ELCID LI
Moderator Forum Academia NTT, Dominggus Elcid Li (kiri) dan Fainmarinat S Inabuy, Ph.D di depan laboratorium yang sedang dibangun beberapa waktu lalu. Kini lab tersebut sudah beroperasi. 

Ia menjelaskan dengan gamblang tentang metode pooled test. Ide itu diam cukup lama, tidak mendapatkan sapaan balik dari pemerintah.

Meski demikian, Fima, demikian sapaan akrab Fainmarinat S. Inabuy, tetap punya keyakinan. Ia mulai merekrut, dan melakukan pelatihan untuk para laboran di awal bulan Juni 2020.

Dukungan pertama datang dari Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang. Mereka menyiapkan ruangan, alat, dan reagen.

Tak hanya itu, acara pembukaan dan penutup pun mereka persiapkan. Mereka masih sempat memberikan tenun tanda persaudaraan untuk semua peserta.

Awalnya, Fima sempat mendesain acara pelatihan selama setengah hari saja. Pelatihan berhenti sebelum jam makan siang.

“Ya, dana makan siang memang tidak ada. Kas Forum Academia NTT sisa Rp 500 ribu. Hanya cukup untuk makanan ringan,” kata Elcid.

Namun dukungan publik ternyata luar biasa.. Gelombang dukungan masyarakat NTT maupun dari luar NTT mengalir.

BLK (Balai Latihan Kerja) dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT pun turun tangan.

Mereka ikut membawa makan siang. Pelatihan bisa selesai sore jam 6, dan peserta masih bisa makan malam bersama atau dibawa pulang.

Elcid mengatakan, kebanyakan laboran anak kos. Sejak itu tim pool test berisi para laboran muda terbentuk.

Pelatihan demi pelatihan mereka jalankan. Sejak Juni mereka bekerja tanpa mengharapkan upah.

“Hanya semangat. Modalnya gerakan sukarelawan. Gotong royong. Prinsipnya jika saling membantu kita tidak pernah kekurangan, sebaliknya jika ini dianggap proyek, duit selalu kurang,” ujarnya.

Sejak Juli 2020, SK untuk pendirian laboratorium biomolekuler keluar. Laboratorium ini ditempatkan di Universitas Nusa Cendana (Undana).

Sejak itu selama tiga bulan, Fima, doktor biomolekuler ini tak hanya membaca jurnal. Ia adalah mandor pembangunan laboratorium.

Mandor bukanlah kata yang pas, sebab Fima dan keluarganya kemudian juga memberi secara harian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved