Serba Serbi
Kisah Pancoran Dedari di Taman Sari Waterfall, Pengunjung Lihat Sinar Berbentuk Sepasang Naga
Ada beberapa pancoran suci selain pancoran biasa di destinasi wisata Taman Sari Waterfall Gianyar
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Keindahan alam di Kabupaten Gianyar, Bali, tidak perlu dipertanyakan lagi.
Satu di antaranya, adalah keindahan air terjun Taman Sari, di Jalan Ngenjung Sari, Bakbakan, Gianyar.
Sebelum pandemi Covid-19 melanda Bali, destinasi wisata ini sangat ramai dikunjungi turis lokal hingga mancanegara.
Apalagi setelah masyarakat setempat membuat kolam alami dari tumpahan air pancoran.
Turis kian ramai datang memadati lokasi ini.
Baik untuk berendam, berpose untuk diunggah ke media sosial, hingga ada yang melukat guna membersihkan diri dari energi negatif.
Parkir yang luas dan keramahan masyarakat, serta kelengkapan fasilitas membuat pengunjung betah berlama-lama di lokasi ini.
Ada bale bengong menghadap air terjun, dan ruang ganti, shower dengan toilet permanen juga tersedia.
Penelusuran Tribun Bali, memang ada beberapa pancoran suci selain pancoran biasa di destinasi wisata ini.
Nyoman Padma, Seksi Promosi Taman Sari Waterfall, menjelaskan, ada 13 pancoran di Taman Sari Waterfall.
“Pancoran petirtan ada 3, yang tempatnya di areal beji Taman Sari. Kemudian di areal air terjun ada total 10 pancoran,” sebutnya kepada Tribun Bali, Jumat (30/10/2020).
Ia menjelaskan, kalau untuk masyarakat umum atau pengunjung, boleh melukat di 10 pancoran ini.
Baik di pancoran yang berada di kolam atas maupun kolam bawah.
Baca juga: Pancoran Solas Taman Mumbul, Wisata Religi Dengan 3 Konsep Penglukatan
Baca juga: Wisata Religi, Sembuh Setelah Melukat di Pancoran Solas Taman Mumbul Sangeh
Sedangkan untuk pancoran petirtan, hanya boleh untuk melasti, nunas tirta, bhatara masucian, dan sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan suci Hindu.