Berkah Libur Panjang untuk The Nusa Dua, Okupansi Naik Dalam 3 Hari, Disiplin Prokes Adalah Kunci

Mulai tanggal 27-30 Oktober, tingkat hunian kamar harian rata-rata The Nusa Dua berkisar antara 13 persen sampai 23,5 persen.

Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Penerapan protokol kesehatan baik kepada tamu maupun staf di Inaya Putri Bali 

Fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan juga telah disiapkan didalam kawasan antara lain tempat cuci tangan sebanyak 5 lokasi, signage physical distancing sebanyak 14 titik dan toilet.

Untuk memastikan tingkat kebersihan kawasan, kegiatan penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara rutin dan terjadwal sebanyak 2 kali sehari. 

Sebagai pengelola kawasan, ITDC juga terus memberikan himbauan kepada tenant dan pengunjung agar selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten.

Di samping berinovasi dengan pengelolaan destinasi wisata dengan dibarengi protokol kesehatan, saat ini ITDC juga tengah melakukan re-designing Master Plan The Nusa Dua.  

Re-designing Master Plan ini merupakan peremajaan dari Master Plan sebelumnya yang terakhir dibuat tahun 1987.

Visi perancangan kawasan The Nusa Dua adalah sebagai Smart Resort Pertama di Indonesia.

Kawasan ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan di Indonesia khususnya dalam pengembangan kawasan resor berbasis smart platform.

Master plan disusun agar dapat mendorong pengembangan kawasan The Nusa Dua menjadi destinasi resor berstandar internasional dengan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan di dalam area resor.  

Inovasi dan Adaptasi
Terdapat beberapa prinsip perancangan yang akan diterapkan pada master plan The Nusa Dua yaitu; Memperkuat axis, pemandangan dan konektivitas; Menetapkan jarak berjalan yang sesuai di sepanjang jalan utama dan jalur tepi pantai; Meningkatkan konektivitas The Nusa Dua; Memperkenalkan aktivitas rekreasi air; Membuat pusat-pusat destinasi baru dan Menggunakan orientasi Kosmologi Bali (Sanga Mandala).

“ITDC sebagai pengelola destinasi wisata terus melakukan inovasi dan adaptasi guna mengikuti perkembangan dan kondisi industri pariwisata agar destinasi wisata yang kami kelola memiliki keunggulan dibanding destinasi wisata lainnya dan selalu menjadi pilihan tempat berlibur bagi wisatawan," jelas Ngurah Ardita.

Nilai inovasi dan adaptasi ini mutlak dilakukan karena sejalan dengan pilar 5 Prioritas Kementerian BUMN dan nilai Inovasi yang termasuk dalam core value BUMN.

"Kami berharap dengan inovasi dan pengembangan bisnis yang kami lakukan dapat mendorong kebangkitan industri pariwisata Indonesia paska Pandemi,” tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved