Baru Berusia 1 Tahun tapi Kini Stafsus Milenial Jokowi Diminta Bubar, Ini Penyebabnya
Keberadaan staf khusus milenial presiden sebaiknya dibubarkan bila tak memberikan kontribusi nyata.
Namun, setelah menjadi stafsus dan dihadapkan dengan sistem politik yang rumit, mereka tak bisa berbuat banyak.
Bahkan, di situasi pandemi Covid-19 pun, kinerja stafsus milenial tak terdengar.
Padahal, ditunjuknya anak-anak muda di lingkungan Istana diharapkan membawa manuver segar dan inovatif.
Oleh karenanya, menurut Adi, sudah sepatutnya keberadaan stafsus milenial Jokowi dievaluasi.
"Enggak kelihatan kerja-kerja stafsus itu. Betul dugaan-dugaan publik itu bahwa stafsus ini seperti pajangan," ucap Adi.
"Bagi saya juga layak untuk dievaluasi. Jangan hanya milenial enggak milenial, tapi enggak ada kontribusinya," tutur dia.
Adi melanjutkan, ada kemungkinan pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu yang mempertanyakan sumbangsih anak muda pada bangsa, sebenarnya menyinggung anak-anak muda yang ada di lingkungan Istana.
Adi menduga, sebenarnya Megawati berharap Jokowi tak terlalu memanjakan milenial seperti stafsus yang banyak dipuji, tetapi ternyata tak cukup menunjukkan prestasi.
"Jangan-jangan Mbak Mega (Megawati Soekarnoputri) itu secara tidak langsung mau mengkritik orang di sekitar Presiden, anak-anak muda penuh sanjung puji tapi mereka minim prestasi, bahkan lebih banyak kontroversi pribadinya," kata dia.
Presiden Joko Widodo memperkenalkan tujuh orang yang menjadi staf khususnya pada 21 November 2019.
Ketujuh staf khusus itu berasal dari kalangan milenial.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.Com