Ibu dan Korban Pemerkosaan di Buleleng Bali Syok Berat, Menangis Tiada Henti dan Takut Ketemu Orang
Sekarang kami masih melakukan home visit, kami akan melihat bagaimana situasi di rumah dan lingkungannya.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Kambali
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA – Korban persetubuhan yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP asal Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Bali hingga saat ini masih diberikan pendampingan psikolog.
Pasalnya, hingga saat ini korban masih memiliki rasa trauma jika bertemu dengan orang asing utamanya laki-laki yang tidak ia kenal.
Aparat Sat Reskrim Polres Buleleng akhirnya menetapkan 10 orang sebagai tersangka, atas kasus persetubuhan ini.
Dari jumlah pelaku tersebut, tujuh di antaranya merupakan anak yang masih di bawah umur.
Baca juga: Bocah 9 Tahun Korbankan Nyawa untuk Gagalkan Aksi Pemerkosaan Ibunya, Jasadnya Dibuang di Sungai
Anggota Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Perlindungan Anak, Bella Savira Fitriana mengatakan, kondisi psikis korban saat ini sejatinya sudah mulai stabil, bahkan mulai bisa bercanda dengan keluarganya, serta mulai ikut pembelajaran sekolah secara daring.
Namun demikian, pihaknya tetap ingin memastikan agar korban mendapatkan dukungan baik oleh keluarga maupun lingkungannya, untuk menjaga kestabilan psikis korban.
“Sekarang kami masih melakukan home visit, kami akan melihat bagaimana situasi di rumah dan lingkungannya. Sampai saat ini korban juga takut ketemu orang yang tidak dikenal apalagi laki-laki," kata dia.
"Dia juga masih takut berkomunikasi dengan teman-temannya, karena temannya selalu menanyakan tetang kejadian yang menimpa korban,” ucapnya.
Baca juga: Pemerkosaan Mahasiswi oleh Enam Pria di Makassar Diduga Telah Direncanakan
Bella pun mengakui, selama melakukan pendampingan, pihaknya juga menemukan masalah baru.
Di mana, ibu korban sebut Bella, kini juga merasa syok atas kejadian yang menimpa anak kandungnya itu.
“Ibu korban sampai saat ini masih menangis, dia juga syok dengan kejadian yang menimpa anaknya. Ini jadi PR kami juga untuk memberikan konseling,” terangnya.
Baca juga: Setahun Buron, Pria Pelaku Pemerkosaan Gadis Bintaro Diringkus di Rumahnya, Ini Kata Polisi
Sampai kapan psikis korban bisa betul-betul pulih?
Bella menyebut, berdasarkan hasil hitung-hitungan pihaknya, tingkat trauma korban berada di skor 65-70.
Artinya pemulihan bisa cepat dilakukan, dengan catatan lingkungan disekitar rumahnya, maupun teman-teman di sekolahnya ikut mendukung korban melupakan kejadian tersebut.
“Lingkungan harus punya pikiran positif kepada korban. Kalau lingkungan punya pikiran negative itu akan membuat korban jadi down lagi. Lingkungan harus berpikiran positif, jangan ungkit kejadian yang menimpa korban kemarin," kata dia.