Begini Canda Dalang Kondang Ki Seno Nugroho di WhatsApp Sebelum Malam Harinya Meninggal

Seniman asal Bantul, Yogyakarta tersebut menghembuskan napas terakhirnya pada hari Selasa (3/11/2020) malam.

Editor: Kambali
Kompas.com
Ki Seno Nugroho. 

TRIBUN-BALI.COM, BANTUL -  Begini canda dalang Ki Seno Nugroho di grup WhatsApp siang kemarin.

Siapa sangka Selasa (3/11/2020) malam meninggal, para sahabat terperanjat kaget!

Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Tanah Air.

Dalang kondang bernama Ki Seno Nugroho meninggal dunia.

Seniman asal Bantul, Yogyakarta tersebut menghembuskan napas terakhirnya pada hari Selasa (3/11/2020) malam.

Baca juga: Profil Ki Seno, Dalang Kondang Yogyakarta yang Meninggal di Usia 48 Tahun

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab meninggalnya dalang dengan khas percampuran gaya Yogyakarta dan Solo tersebut.

Kabar soal meninggalnya Ki Seno ini dikonfirmasi oleh salah satu sindennya, Ayu Lestari.

"Iya benar Mas (meninggal), kalau penyebabnya kurang tahu," katanya saat dihubungi wartawan melalui telepon Selasa (3/11/2020) malam seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: KABAR DUKA Ki Seno Nugroho Meninggal Trending di Twitter, Berikut Kisah Dalang Kondang yang Hits

Menurut Ayu, ia mendapatkan kabar duka tersebut pada pukul 22.00 WIB.

Sementara itu, Ki Seno diketahui masih bercanda di grup WhatsApp pada siang harinya.

Hal tersebut diungkapkan oleh sinden lainnya, Oriza.

"Leres niki kulo (betul ini saya) di jalan mau OTW Sedayu (rumah duka)," kata Oriza dihubungi wartawan.

Baca juga: KABAR DUKA Keluarga Andre Taulany dan Erin Taulany, Mertua Sultan Bintaro Telah Berpulang

"Penyebab belum tahu. Di grup (WA) tadi siang masih gojekan (bercanda)," kata Oriza.

Meninggalnya Dalang Seno hingga Rabu (4/11/2020) trending topik di Twitter Indonesia.

Perlu diketahui, Dalang Seno mampu mengajak anak muda milenial kembali duduk di alas seadanya untuk menyaksikan pagelaran wayang semalam suntuk.

Bahkan, bagi yang tidak bisa menonton langsung di lokasi, bisa streaming melalui akun YouTube pribadinya " Dalang Seno".

Baca juga: Sosok I Made Kara, Seniman Tari & Tabuh asal Sanur Belajar Topeng Autodidak, Kini Punya Rumah Topeng

Saat ditemui  Kompas.com  di Balai Dusun Munggi, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Minggu (4/8/2019) malam, Seno sedang duduk di dalam balai dusun, sambil menikmati hidangan yang disediakan panitia.

Saat akan mendekat, seorang penonton membawa kaos PWKS alias Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho.

Dari penelusuran di laman Facebook, PWKS memiliki ribuan pengikut, mereka juga terbagi menjadi beberapa koordinator wilayah. 

Setelah berbincang sebentar, mereka berfoto dan langsung pergi.

Seno masih menunggu waktu pertunjukan dimulai dan menunggu pembukaan acara yang dibuka Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi.

Baca juga: Pertamina Siarkan Pentas Dalam Jaringan, Seniman Desa Bengkala Dapatkan Lagi Panggungnya yang Hilang

Sekitar pukul 20.15 WIB, para pemain gamelan dan sinden mulai menabuh gamelan. Puluhan orang mulai mendekati panggung.

Setelah jeda pembukaan dan pemberian goro-goro oleh Immawan sebagai tanda dimulainya pertunjukan, ratusan orang mulai memadati sekitar panggung pertunjukan, sebagian di antaranya anak muda.

Seno menceritakan, kesuksesan menggaet anak muda rela duduk berjam-jam karena dia mendalang dengan bahasa yang sederhana.

“Kami membuat (mementaskan) wayang itu diterima semua kalangan. Wayang identik dengan sastra atau bahasa yang sulit itu kita permudah saja, “ kata Seno Nugroho mengawali perbincangan dengan Kompas.com, Minggu malam. 

Baca juga: Makedekan Ajak Clekontong Mas Hadirkan Cok Raka Tisnu, Salah Satu Seniman Topeng yang Masih Eksis

“Cerita wayang yang simpel karena pada kisah wayang itu ada tuntunan, tontonan, tatanan, dan tatanan. Tuntunan tidak usah berbelit-belit, karena anak muda tidak perlu dengan kalimat halus, mengajarkan sesuatu yang sulit dipahami. Intinya semua dipermudah saja,” ucapnya. 

Saat pementasan, dirinya mengikuti keinganan penonton untuk lakon yang dimainkan. Meski sebenarnya sudah sering dimainkan, ia tidak mempermasalahkan yang terpenting kepuasan penonton.

"Satu lagi menonjolkan tokoh Bagong yang disenangi anak muda itu. Dia saya buat paling ndugal, ketika berhadapan kepada raja paling terhormat. Kalau sudah bagong marah diunek-unekke (dimarahi). Gleleng ning sembodo (Nakal tetapi bisa membuktikan), anak muda kan seperti itu kan. Jiwanya masih jiwa panas," ucapnya. 

Penggemar setia

Penggemarnya tidak terbatas dari wilayah Yogyakarta. Penggemar setianya juga tersebar hampir di sebagian Pulau Jawa, baik yang bisa menonton langsung maupun yang tidak.

Untuk yang tidak bisa datang langsung, bisa menyaksikannya  melalui chanel YouTube "Dalang Seno" ataupun PWKS yang selalu menyiarkan langsung setiap pementasan.

Saat pementasan di Balai Dusun Munggi, ada beberapa kamera perekam yang terpasang dan memiliki dua operator.

Ketika didekati, itu milik dalang Seno dan PWKS yang siap menyiarkan live streaming. 

Baca juga: Mengenal Sosok Cokorde Gde Raka Bawa, Seniman Tari Barong yang Pernah Tampil hingga Luar Negeri

Seno mengaku menggunakan sarana media sosial untuk menyiarkan pementasannya cukup efektif mengenalkan wayang kepada anak muda.

“Anak sekarang SD saja sudah pegang HP, buka-nya konten YouTube atau nonton film atau apa. Kita coba lewat situ (YouTube) ternyata dan ini luar biasa. Semalam itu minimal 10 ribu penonton. Untuk pertunjukan tradisional lho Mas, itu luar biasa.  Tembus 20 ribu (penonton) di Magelang kemarin,” ujarnya.

Kebangkitan kesenian tradisional 

Seno menilai, dengan banyaknya penonton kesenian tradisional terutama wayang kulit, ini membuktikan kebangkitan seni tradisional yang lama tertidur.

Selama ini banyak pekerja seni yang kebingunan dalam merangkul anak muda. Namun, setelah dirinya mendalang dengan metode baru yakni mudah diterima oleh semua kalangan termasuk anak muda, ia berharap dicontoh oleh pegiat seni lainnya.

"Di YouTube saya itu ada yang berkomentar pasti ada salah satu atau dua atau tiga komentar yang dulu saya tidak suka wayang, tetapi setelah melihat Pak Seno saya setiap malam suka wayang. Itu kebanggan saya seperti itu," ujarnya.

Baca juga: Makedekan Ajak Clekontong Mas Hadirkan Cok Raka Tisnu, Salah Satu Seniman Topeng yang Masih Eksis

Selain itu, dengan mudahnya akses menonton pertunjukan kesenian tradisional semakin banyak anak kecil untuk tertarik menjadi dalang.

Banyak permintaan dari penggemarnya untuk membuat sanggar karena anak-anak mereka ingin menjadi dalang.

Namun hal itu belum bisa dilakukan karena padatnya jadwal pementasan Ki Seno. Dia takut ketika anak-anak yang ingin belajar tidak diajar langsung oleh dirinya maka motivasinya akan turun.

Baca juga: Mengenal Sosok Ajik Topok, Seniman Bali yang Mulai Berkarir Sejak Tahun 1982

Dia merupakan putra dalang Ki Suparman Cermowiyoto. Ki Seno Nugroho lahir pada 23 Agustus 1972.

Dalang Ki Seno Nugroho memiliki kiprah yang cukup luar biasa di dunia seni tradisional. Termasuk ketika beliau berhasil menggaet anak-anak muda untuk menggemari wayang.

Berikut ini cerita singkat tentang kisah suksesnya menggaet anak-anak muda dan membuat mereka rela berjam-jam nonton wayang, dikutip Tribun Jogja dari kompas.com.

Dalam rangka melestarikan budaya Jawa (nguri nguri budaya Jawa) serta dalam rangka HUT Patra Semarang yg ke-45 menggelar acara pementasan wayang kulit yang mengusung tema
Dalam rangka melestarikan budaya Jawa (nguri nguri budaya Jawa) serta dalam rangka HUT Patra Semarang yg ke-45 menggelar acara pementasan wayang kulit yang mengusung tema "Semar Bangun Kayangan" dengan dalang Ki Seno Nugroho yang berlangsung di halaman Hotel Patra Semarang, Kamis (27/6) malam. (TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Di tangan Ki Seno Nugroho, pertunjukan wayang kulit menjadi lebih hidup.

Kesenian tradisional Jawa ini pun makin digemari, bahkan di kalangan anak muda.

Ki Seno Nugroho bukan hanya hadir di balai desa, di kantor, di perusahaan, di rumah warga yang memiliki hajat, namun wayang yang dimainkan Ki Seno Nugroho juga hadir live streaming via Youtube.

Ki Seno Nugroho benar-benar mampu mengajak anak muda milenial kembali duduk di alas seadanya untuk menyaksikan pagelaran wayang semalam suntuk.

Bahkan, bagi yang tidak bisa menonton langsung di lokasi, bisa streaming melalui akun YouTube pribadinya " Dalang Seno".

Saat ditemui Kompas.com di Balai Dusun Munggi, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, Minggu (4/8/2019) malam, Seno sedang duduk di dalam balai dusun, sambil menikmati hidangan yang disediakan panitia.

Saat akan mendekat, seorang penonton membawa kaos PWKS alias Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho. Dari penelusuran di laman Facebook, PWKS memiliki ribuan pengikut, mereka juga terbagi menjadi beberapa koordinator wilayah.

Setelah berbincang sebentar, mereka berfoto dan langsung pergi. Seno masih menunggu waktu pertunjukan dimulai dan menunggu pembukaan acara yang dibuka Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi.

Sekitar pukul 20.15 WIB, para pemain gamelan dan sinden mulai menabuh gamelan. Puluhan orang mulai mendekati panggung.

Setelah jeda pembukaan dan pemberian goro-goro oleh Immawan sebagai tanda dimulainya pertunjukan, ratusan orang mulai memadati sekitar panggung pertunjukan, sebagian di antaranya anak muda.

Seno menceritakan, kesuksesan menggaet anak muda rela duduk berjam-jam karena dia mendalang dengan bahasa yang sederhana.

“Kami membuat (mementaskan) wayang itu diterima semua kalangan. Wayang identik dengan sastra atau bahasa yang sulit itu kita permudah saja, “ kata Seno Nugroho mengawali perbincangan dengan 
Kompas.com, Minggu malam.

“Cerita wayang yang simpel karena pada kisah wayang itu ada tuntunan, tontonan, tatanan, dan tatanan. Tuntunan tidak usah berbelit-belit, karena anak muda tidak perlu dengan kalimat halus, mengajarkan sesuatu yang sulit dipahami. Intinya semua dipermudah saja,” ucapnya.

Saat pementasan, dirinya mengikuti keinganan penonton untuk lakon yang dimainkan. Meski sebenarnya sudah sering dimainkan, ia tidak mempermasalahkan yang terpenting kepuasan penonton.

"Satu lagi menonjolkan tokoh Bagong yang disenangi anak muda itu. Dia saya buat paling ndugal, ketika berhadapan kepada raja paling terhormat. Kalau sudah bagong marah diunek-unekke (dimarahi). Gleleng ning sembodo (Nakal tetapi bisa membuktikan), anak muda kan seperti itu kan. Jiwanya masih jiwa panas," ucapnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dalang Kondang Ki Seno Nugroho Meninggal dan Kisah Dalang Hits Ki Seno Nugroho, Digemari Milenial hingga Jadwal Padat (1),  di TribunJogja.com dengan judul Dalang Ki Seno Nugroho Meninggal Dunia, Ini Kisah Suksesnya Bikin Anak Muda Gemar Nonton Wayang dan Tribunnewsmaker.com dengan judul BEGINI Canda Dalang Ki Seno Nugroho di WhatsApp, Siapa Sangka Malam Harinya Meninggal, Sahabat Syok!.

Sumber: TribunNewsmaker
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved