Kisah Kelam De Gadjah Hingga Terjun ke Politik, Bersyukur Pernah Dipenjara

Made Muliawan Arya alias De Gadjah sejak remaja dikenal sebagai remaja bandel alias nakal.

Penulis: Noviana Windri | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Wema Satya Dinata
Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, I Made Muliawan Arya atau yang akrab disapa De Gadjah 

Lubang Hitam

Dalam perjalanan hidupnya, De Gadjah pernah mencoba merantau ke Kalimantan.

Namun hanya enam bulan karena tidak betah di tanah perantauan.

Saat kembali ke Bali, ia menjadi seorang akuntan ketika pagi, dan malam hari sebagai seorang sekuriti.

"Saat kembali ke Bali saya bekerja menjadi accounting di salah satu toko surving. Dari situ saya mulai mengenal dunia malam. Lalu saya menjadi sekuriti di beberapa club," ungkapnya.

Saking asyiknya berkecimpung dengan dunia malam, hingga membuatnya terjerumus dalam lubang hitam.

Hingga membuat De Gadjah dipenjara pada tahun 2005.

Namun ia justru bersyukur pernah masuk penjara.

Jeruji besi membuat jalan hidup De Gadjah berubah drastis.

"Saya justru bersyukur (dipenjara). Kalau tidak dipenjara, saya tidak kapok. Selama di penjara saya ditolong Bapak Yusdi Dias (Ketua Flobamora Bali). Beliau yang memberikan saya buku-buku untuk belajar selama di penjara," katanya.

Setelah keluar dari penjara, ia berangkat ke Amerika Serikat untuk bekerja selama 7 tahun.

Saat kembali ke Bali tahun 2012, ia memiliki usaha sebuah studio tatto yang bertahan hanya 6 bulan.

Suatu hari ia bertemu dengan pelatih silatnya terdahulu hingga dirinya direkrut menjadi salah satu tim keamanan Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, Jokowi-Ahok, dan bergabung ke tim pasukan pengaman dan pengawal Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hingga akhirnya ia mendapatkan tawaran dari beberapa partai politik.

Namun ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved