Apakah Resesi Selalu Berujung Krisis? Ekonom: Faktor Resesi Tahun Ini Berbeda dengan Tahun 1998

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menerangkan penyebab terjadi resesi tahun ini tidak sama dengan resesi tahun 1998. Mengapa?

Editor: Widyartha Suryawan
Shutterstok via Kompas.com
Ilustrasi resesi akibat covid-19. 

"Dugaan saya pertumbuhan ekonomi akan mulai positif di kuartal I 2021. Kuartal IV 2020 ada kemungkinan ekonomi masih di zona negatif atau mendekati 0 persen," kata Chatib, Jumat (6/11/2020).

Mantan Menteri Keuangan tersebut menilai dari sisi pengeluaran semua, walau masih negatif juga telah menunjukkan perbaikan.

Menurutnya, peningkatan utama terlihat pada konsumsi pemerintah, yang tumbuh 9,76 persen akibat stimulus fiskal khususnya perlindungan sosial (BLT).

"Prospek 2021 akan sangat tergantung bagaimana penanganan pandemi. Porsi terbesar dari konsumsi RT adalah kelas menengah atas. Kelas menengah atas akan cenderung menabung dan enggan konsumsi jika situasi pandemi belum baik," tuturnya.

Mengenal Resesi dan Dampaknya, Respons Analis hingga Menkeu
Indonesia dipastikan mengalami resesi setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi RI yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) terkontraksi minus 3,49 persen di kuartal III 2020 (year on year/yoy).

"Kalau kita bandingkan posisi triwulan ketiga tahun lalu masih mengalami kontraksi 3,49 persen. PDB Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan secara kuartalan sebesar 5,05 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam paparan virtual, Kamis (5/11/2020).

Menurutnya, pertumbuhan kuartalan menjadi modal yang bagus untuk tahun 2021.

"Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I sampai dengan triwulan III masih terkontraksi 2,03 persen," tuturnya.

Suhariyanto menambahkan kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam setelah diberlakukannya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

BPS sebelumnya telah merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen yoy.

Baca juga: 5 Tips Agar Finansial Tetap Aman di Masa Resesi, Tutup Hutang Berbunga Tinggi hingga Menabung

Apa Itu Resesi?
Dikutip dari Forbes, 15 Juli 2020, ekonom Julius Shiskin mendefinisikan pengertian resesi adalah penurunan PDB yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut.

Hal ini terjadi lantaran penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Para ahli juga menyatakan resesi ekonomi terjadi ketika suatu negara mengalami Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, adanya kenaikan tingkat pengangguran, penurunan penjualan ritel, dan terjadinya kontraksi di pendapatan manufaktur untuk periode waktu yang panjang.

Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau dalam ekonomi suatu negara.

Sedangkan Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) otoritas yang dipercaya menentukan mulai dan berakhirnya resesi di AS mengartikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved