Survei UI Sebut Masih Ada Warga yang Percaya Covid-19 Hanya Konspirasi Elit Global
Sebagian masyarakat ternyata masih percaya bahwa wabah Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi hanyalah konspirasi elit global.
TRIBUN-BALI.COM - Sebagian masyarakat ternyata masih percaya bahwa wabah Covid-19 yang kemudian menjadi pandemi hanyalah konspirasi elit global.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei tim Periset Cluster Innovation and Governance (CIGO) yang terdiri dari sejumlah akademisi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI).
Responden yang percaya bahwa pandemi Covid-19 hanya konspirasi elit global meyakini bahwa virus corona hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta).
"Pada kajian ini diperoleh insight pula bahwa sebanyak 21 persen atau 150 responden meyakini Covid-19 merupakan konspirasi elit global," ungkap Kepala Kantor Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI, Amelita Lusia lewat keterampilan resmi, Jumat (6/11/2020).
"Mayoritas responden yang menyatakan hal tersebut berasal dari Bogor dan DKI Jakarta, yaitu sebesar 24,1 persen dan 22,5 persen," imbuhnya.
Responden yang masih meyakini hoaks konspirasi elit global di balik pandemi Covid-19 umumnya warga berusia 25-40 tahun, berpendidikan SMP-SMA, dan dengan pengeluaran kurang dari Rp 2,5 juta sebulan.
Baca juga: Update Covid-19 Bali 6 November 2020: Kasus Positif Bertambah 74, Sembuh 81, Meninggal 3 Orang
"Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa responden yang mempercayai Covid-19 adalah konspirasi elit global, mayoritas memiliki persepsi bahwa virus ini hanya berbahaya untuk masyarakat lansia dan masyarakat dengan komorbid (penyakit penyerta)," ungkap Amelita.
Di sisi lain, kajian ini juga menemukan bahwa belum seluruh warga mengenakan masker dengan benar, kendati punya persepsi untuk mematuhi protokol kesehatan.
Tim periset CIGO FIA UI merekomendasikan agar pemerintah dapat terus melakukan edukasi secara lebih seksama melalui berbagai media.
Dialog bersama tokoh masyarakat hingga ke tataran lokal juga sebaiknya ditempuh pemerintah agar masyarakat meyakini eksistensi dan risiko Covid-19 terhadap kesehatan.
“Kami juga merekomendasikan agar pemerintah mengintensifkan kebijakan surveilans yaitu tracing, testing dan treatment, mengingat kasus penularan harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat," ujar Eko Sakapurnama, ketua tim penelitian ini melalui keterangan yang sama.
Sebagai informasi, kajian yang dilakukan oleh Tim CIGO FIA UI bermaksud mengkaji dampak pandemi Covid-19 terhadap sikap masyarakat dalam polarisasi antara pandemi dan resesi, serta minat beli masyarakat terhadap beberapa sektor di masa pandemi ini.
Penelitian yang bekerja sama dengan Tanoto Foundation ini dilakukan terhadap 772 responden di wilayah Jabodetabek, dengan periode pengambilan data pada 14-30 September 2020.
Kajian ini juga menemukan fenomena bahwa masyarakat cenderung mengurangi konsumsi di saat pandemi khususnya pada barang sekunder dan tersier.
Responden cenderung menahan konsumsi pada sektor perjalanan (traveling) dan transportasi.