Ikan Gabus Dulu Dikonsumsi, Kini Disukai Penghobi
Dulu ikan gabus atau channa lebih banyak dikonsumsi, namun saat ini mulai menghiasi akuarium para pecinta ikan hias.
Penulis: Rizal Fanany | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Para mancing mania mungkin tak asing dengan ikan gabus.
Ikan ini biasa ditemukan di sungai atau danau.
Dulu ikan gabus atau channa lebih banyak dikonsumsi, namun saat ini mulai menghiasi akuarium para pecinta ikan hias.
Pendiri komunitas Bali Channa Lover (BCL), Made Rendra Wisnu, mengaku mulai menyukai dan memelihara ikan ini sejak 2018 lalu.
Baca juga: Ramalan Zodiak Besok 9 November 2020, Keluarga Akan Menjadi Tangga Kesuksesan Capricorn
Baca juga: Ini Kebiasaan Buruk Tiap Zodiak yang Sulit Banget Diubah, Apa Saja Itu ?
Baca juga: Ini Alasan Shin Tae-yong Tak Panggil Bagus Kahfi di TC Virtual Timnas U19 Indonesia
Ia tak tahu pasti kapan ikan ini mulai dijadikan sebagai hiasan di ruang tamu.
Melalui berbagai literatur, ia mulai tahu ternyata di Indonesia banyak ikan gabus yang menurutnya bagus.
Beberapa jenis di antaranya seperti yellow sentarum, red sampit, chana asiatica (strip merah bintik putih/RSWS) dan strip merah (RS).
"Stigma ikan chana atau gabus ini sebagai ikan konsumsi. Ketika saya mulai menyukai, saya mencari dan dari mana saja gabus yang bagus," katanya di sela-sela pameran ikan gabus di Denpasar, Bali, Minggu (8/11/2020).
Ia mengatakan, biasanya penghobi kebanyakan memelihara ikan gabus yang berasal dari sungai atau danau di Sumatera dan Kalimantan.
Tapi ada pula yang beburu mendapatkan ikan ini hingga mancanegara seperti India, Thailand, hingga Myanmar.
Ia beralasan menyukai ikan jenis ini karena Ikan gabus dinilai bagus dari warna, corak, mentalitas, hingga bentuk siripnya.
Selain itu, cara memeliharanya tidak terlalu sulit.
"Dulu kita tahu hanya tahu gabus warna coklat dan hitam. Ternyata ada yang kuning, merah, orange. Kalau coraknya selalu berbeda-beda tergantung dari danau atau sungai mana ia hidup. Sedangkan untuk cara memelihara ikan ini tidak memerlukan aerator atau penambah oksigen seperti ikan hias lainnya. Untuk makannya juga cukup sekali seminggu dengan udang beku hingga jangkrik, " imbuhnya.
Untuk harganya juga bervariasi, mulai dari Rp. 500 ribu hingga puluhan juta.
Bahkan ia sempat membeli ikan gabus dari India seharga Rp. 35 juta.
Sementara ukurannya mulai dari 15 centimeter hingga satu meter.
Wisnu berharap dengan terbentuknya komunitas BCL, pecinta ikan gabus kedepannya semakin hari semakin banyak. (*).