Prof Pitana: Trend Baru Perjalanan Pariwisata di Masa Pandemi, Tantangan Bagi Pengelola Wisata

Guru Besar Ilmu Pariwisata Unud, Prof I Gde Pitana menilai, pola perjalanan wisata di era pandemi mengalami perubahan.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Seorang pengunjung berswafoto dengan latar Gunung Batur di Desa Pinggan, Kintamani, Bangli. Di spot ini, para pengunjung bisa menikmati sensasi berdiri di atas awan, sekaligus menikmati sunrise. 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19.

Pengusaha industri pariwisata banyak yang harus menghentikan operasionalnya.

Kondisi ini sebagai akibat dari menurunnya jumlah kunjungan, baik wisatawan mancanegara maupun nusantara/domestik.

Guru Besar Ilmu Pariwisata Unud, Prof I Gde Pitana menilai, pola perjalanan wisata di era pandemi mengalami perubahan.

Stay-vacation, menjadi trend baru perjalanan wisata, sehingga menjadi tantangan khusus bagi pengelola daya tarik wisata.

Sekarang orang cendrung melakukan perjalanan wisata di dekat tempat tinggalnya, seperti orang yang tinggal di Denpasar cukup berwisata ke Bedugul atau Kintamani yang hanya butuh waktu satu atau setengah hari dan kembali ke rumah,” kata Prof Pitana dalam The 4th Bali International Tourism Conference melalui saluran zoom meeting, Sabtu (7/11/2020).

Dijelaskan, waktu berwisata yang pendek ini akibat masa pandemi ini pendapatan masyarakat menurun drastis bahkan tidak ada pemasukan.

Stay-vacation pun menjadi bentuk wisata memanfaatkan uang secara bijaksana.

Baca juga: Libur Panjang, Ini 6 Tempat Wisata Favorit di Bali: Dari Pinggan Kintamani hingga Pantai Pandawa

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) menyoroti pariwisata dan ekonomi kreatif yang harus tumbuh bersama.

Menurutnya, keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.

Baginya, pariwisata dapat mendorong tumbuhnya ide-ide baru untuk menumbuhkan ekonomi kreatif dan sebaliknya kagiatan ekonomi kreatif dapat dijadikan atraksi wisata baru.

"Pemerintah Provinsi Bali siap bekerja dengan semua pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan protokol kesehatan di sektor pariwisiata sehingga pelaksanaan aktivitas wisata di era new normal dapat berjalan baik," tutur Panglingsir Puri Ubud itu.

Baca juga: Banyak Hotel & Restoran Tak Dapat Hibah Pariwisata, Badung Lobi Pusat Agar Syarat Dipermudah

The 4th Bali International Tourism Conference dibuka Rektor Unud Prof Anak Agung Raka Sudewi.

Dalam sambutannya, Raka Sudewi menyatakan bangga karena civitas akademika Unud selalu punya semangat tinggi dalam berkarya walau di tengah pandemi.

Dikatakan pandemi Covid-19 telah menimbulkan situasi ketidakpastian dalam bisnis pariwisata.

Maka dari itu, Unud melalui Pusat Unggulan Pariwisata berupaya memberi kontribusi positif pada proses recovery Bali pada era new normal.

Program Kemenparekraf
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI telah meluncurkan berbagai program.

Satu diantaranya yakni mendukung kampanye prilaku hidup sehat.

Hal itu diformulasikan dalam program pengelolaan destinasi dan daya tarik wisata dengan standar cleanliness, healthy, safety, and environmental sustainability (CHSE) protocol.

Menparekraf/Baparekraf RI, Wishnutama Kusubandio mengatakan, dalam upaya membangkitkan sektor pariwisata, pihaknya tahun ini menyalurkan hibah pariwisata lebih dari Rp 3 triliun.

“Ada juga penyaluran bantuan kebutuhan pokok, peningkatan hygienitas dan sanitasi lingkungan. Saat ini Kemeparekraf salurkan hibah senilai Rp 3,3 triliun untuk membantu meringankan beban pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata,” kata Wishnutama.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI, Wishnutama Kusubandio menjadi salah satu keynote speaker pada The 4th Bali International Tourism Conference melalui saluran zoom meeting, Sabtu (7/11/2020).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) RI, Wishnutama Kusubandio menjadi salah satu keynote speaker pada The 4th Bali International Tourism Conference melalui saluran zoom meeting, Sabtu (7/11/2020). (Tribun Bali/Sui Suadnyana)

Hal itu diungkapkan ketika tampil sebagai keynote speaker pada The 4th Bali International Tourism Conference melalui saluran zoom meeting, Sabtu (7/11/2020).

Mantan Presiden Direktur/CEO PT Net Mediatama Televisi (NET) itu menjelaskan, hibah pariwisata sebagai tidak lanjut dari kebijakan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) dalam menangani dampak Covid-19 terhadap dunia pariwisata.

Ada tiga kebijakan, yakni proteksi sosial terhadap pekerja pariwisata, realokasi anggaran Kemenparekraf serta memberikan stimulus ekonomi.

Kebijakan ini, kata dia, diambil karena pengangguran di sektor pariwisata meningkat tajam akibat pandemi Covid-19.

Tercatat ada 13 juta pekerja di sektor pariwisata dan 34 juta pekerja diluar sektor pariwisata, namun bertalian dengan aktivitas pariwisata kehilangan pekerjaan yang harus mendapat perhatian serius.

Oleh karena itu, stimulus ekonomi dikeluarkan pemerintah RI dengan anggaran lebih dari USD 24 Miliar untuk menguatkan masyarakat dapat bertahan melewati krisis.

Wishnutama berharap, The 4th Bali International Tourism Conference dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk membantu pemerintah menangani dampak negatif pandemi Covid-19.

Baginya, energi dan inspirasi positif yang mengemuka dalam diskusi dapat menghasilkan solusi yang diharapkan.

“Kami sangat mengapresiasi semangat para peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Unud, untuk tetap melaksanakan konferensi di tengah pandemi,” tegas Wishnutama.

Di sisi lain, Wishnutama menekankan, Bali tetap menjadi destinasi wisata terkemuka di Indonesia dan pemerintah sudah melaksanakan berbagai program untuk mempercepat pemulihan kembali (recovery) aktivitas keparisataan di Bali dalam dua bulan terakhir.

Upaya ini, katanya, cukup berhasil terbukti sudah ratusan ribu wisatawan bekunjung ke Bali.

Indikasinya, penerbangan sudah mulai ramai seperti Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Denpasar sudah ada 17 kali penerbangan dalam sehari, dari sebelumnya hanya satu atau dua kali penerbangan saja. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved