Kisah Sagung Wah, Srikandi dari Bali, Pahlawan di Zaman Kerajaan & Kain Geringsing Berumur 114 Tahun

Pameran ini digelar selama 10 hari yaitu mulai tanggal 10-20 November 2020 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Denpasar, Bali.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Kambali
Tribun Bali/Rizal Fanany
Pengunjung mengamati koleksi benda-benda bersejarah milik pejuang saat pembukaan Pameran Koleksi Benda-benda Pelaku Sejarah bertempat di Museum Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi, Jalan Raya Puputan, Denpasar, Selasa (10/11/2020). 

Laporan Wartawan Tribun-Bali.com, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang dirayakan setiap tanggal 10 November digelar pameran benda bersejarah peninggalan pejuang atau pelaku sejarah Bali dalam melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Pameran ini digelar selama 10 hari yaitu mulai tanggal 10-20 November 2020 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Denpasar, Bali.

Mulai dari samurai, gelungan, pakain sewaktu bertempur, gunting, pisau hingga lencana turut dipamerkan.

Pameran ini menampilkan benda bersejarah dari 17 pejuang Bali mulai dari Sagung Wah, I Gusti Ngurah Rai, hingga Kapten I Wayan Dipta.

Baca juga: Cerita Pangdam IX/Udayana Beri Bantuan Rumah kepada Anak Alm Serda Juaniko Dos Santos di Sumba Timur

Rai Riawati, perwakilan dari Yayasan Kebaktian Proklamasi mengatakan sebagian besar benda sejarah yang dipamerkan di sini berusia di atas 80 tahun.

Bahkan ada yang mencapai 100 tahun lebih.

Salah satunya yakni kain gringsing milik Sagung Wah, seorang pejuang perempuan dari Tabanan.

Kain gringsing ini diperkirakan bertahun 1906 atau berusia 114 tahun.

“Sagung Wah ini satu-satunya pejuang zaman kerajaan yang kami pamerkan di sini. Beliau adalah seorang srikandi atau pejuang perempuan dari Bali,” kata Rai saat diwawancarai, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: 5 Artis Keturunan Pahlawan, Maia Estianty, Dian Sastro dan Asri Welas Berdarah Pangeran Diponegoro

Ia mengatakan, kain gringsing ini dititipkan di Bali ketika Sagung Wah diasingkan ke Lombok.

“Dulu beliau diasingkan ke Lombok. Titipkan kain gringsing yang warnanya dibuat dari darah entah darah binatang atau apa. Beliau memang tidak pernah pulang setelah itu, namun kain ini dianggap sebagai wujud kepulangan beliau,” kata Rai.

Pakaian tempur Gusti Ngurah Rai

Selain itu, ada pula pakaian tempur dari I Gusti Ngurah Rai saat bertempur mempertahankan kemerdekaan tahun 1946.

Dalam mengumpulkan benda ini, dirinya mengaku susah-susah gampang, karena harus benar-benar diijinkan oleh keluarga pemiliknya.

Baca juga: Kabag Sumda Polres Badung Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 Secara Virtual

Hal ini dikarenakan benda-benda ini memiliki nilai historis yang tak ternilai dengan uang.

“Kami tidak memaksa agar benda-benda yang bersejarah ini dipamerkan, kalau berkenan kami pamerkan, kalau tidak, kami tidak memaksa, karena benda ini memiliki nilai historis yang tak bisa diganti dengan uang,” imbuhnya.

Dengan pameran ini, dirinya berharap generasi muda, juga generasi tua tahu tentang sejarah perjuangan para pejuang di Bali dengan melihat benda-benda miliknya.

Terlebih generasi muda bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari semangat perjuangan pejuang tersebut.

“Sekarang kan tidak perlu pakai bambu runcing lagi berjuang, tapi pakai skil dan pemikiran bagaimana agar bangsa ini bisa maju dengan mengambil hikmah dari pejuang kemerdekaan,” katanya.

Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan di Gianyar Berbeda, Anggota Upacara Menggunakan Masker

Sementara Plt Kepala UPT Monumen perjuangan Rakyat Bali, I Gede Sridarma mengatakan pameran ini berangkat dari diorama yang ada di Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

“Kami awalnya ingin menjelaskan apa yang ada di diorama, dimana ada 33 diorama yang menceritakan kehidupan masyarakat Bali dari prasejarah sampai sejarah," kata dia.

"Kami kemudian melakukan pameran khusus untuk benda-benda koleksi pejuang Bali pada masa sejarah,” ujarnya.

Baca juga: Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2020 di Tengah Pandemi Covid-19 Ala Danrem 163/Wira Satya

Dengan pameran ini pihaknya ingin memberikan informasi dan sosialisasi kepada generasi muda Bali terhadap nilai perjuangan yang dilakukan oleh pejuang di masa lalu.

“Dengan kesederhanaan mereka miliki pada jamanya tetap gigih berjuang mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah dari tanah Bali dan Indonesia umumnya. Ada nilai patriot yang tertanam di mereka dan itu perlu diinformasikan lewat kegiatan pameran ini,” katanya.

Dikarenakan masih dalam situasi pandemi Covid-19, pengunjung tetap menjalankan protokol kesehatan yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. (*)

Baca juga: Sejarah Dicetuskannya Tanggal 10 November Sebagai Hari Pahlawan

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved