1.140 Kotak Suara Dirakit Belasan Warga Tabanan, Perakitan 1 Kotak Suara Butuh Waktu Sekitar 3 Menit
Belasan warga Tabanan tampak sibuk melakukan kegiatan perakitan kotak suara di areal GOR Debes, Tabanan, Bali, Rabu (11/11/2020).
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Belasan warga Tabanan tampak sibuk melakukan kegiatan di areal GOR Debes, Tabanan, Bali, Rabu (11/11/2020).
Adalah perakitan kotak suara yang akan digunakan untuk perhelatan Pilkada Tabanan tanggal 9 Desember 2020 mendatang.
Total ada 1.140 kotak suara yang akan dirakit dan dijadwalkan selesai hari ini.
Menurut pantauan, belasan warga tersebut tampak asik melaksanakan perakitan kotak suara tersebut.
Baca juga: Seorang Anggota Perguruan Sandhi Murti Dimintai Klarifikasi Oleh Ditreskrimum Polda Bali
Baca juga: Anggota TNI Terancam Sanksi Setelah Teriak Kami Bersamamu Habib Rizieq Shihab
Baca juga: Periode September-Oktober AirNav Indonesia Catat Pergerakan Pesawat Udara Meningkat
Satu per satu kotak suara tampak diselesaikan dengan serius oleh tenaga yang ada.
Tak ada batasan berapa kotak suara yang harus dirakit, terpenting adalah semampunya.
"Saya sudah mulai jam 8 pagi disini melakukan perakitan bersama yang lain. Kira-kira sudah 50 lebih kotak suara sudah saya selesaikan," ucap salah satu tenaga perakitan kotak suara, Komang Gede Patriyasa (22), Rabu (11/11/2020).
Ia juga mengatakan, sebelumnya ia mendapat informasi dari KPU bahwa diminta untuk menjadi tenaga perakitan kotak suara ini.
Dia melanjutkan, untuk melakukan perakitan satu kotak suara ini membutuhkan waktu tak sampai 5 menit.
Kira-kira hanya sekitar 3 menit saja.
"Gak sampai lima menit, paling hanya 3 menit saja untuk selesaikan satu kotak ini," ungkapnya.
Pria asal Pangkung Karung, Kecamatan Kerambitan, Tabanan ini menyebutkan, untuk perakitan satu kotak suara ini mendapat upah Rp. 2.500.
Kemudian, untuk kuota tak ada batasan, yang penting semampunya kita berapa berhasil melakukan perakitan.
Hasil dari perakitan ini, nantinya akan digunakan Komang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
"Gak ada batasan, yang penting semampu kita. Karena upahnya dihitung per kotak suara," tandasnya.