BPS Umumkan Indonesia Masuk Resesi Sepekan Lalu, Kini Luhut Klaim Indonesia Keluar dari Resesi
Menurut Luhut, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi minus 3,49 persen
BPS sebelumnya merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen (year on year/yoy).
Suatu negara baru dikatakan mengalami resesi setelah mengalami kontraksi PDB dalam dua kuartal beruntun secara tahunan.
Pemerintah RI sendiri sudah melakukan berbagai upaya agar kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam, melalui pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemberian insentif, bantuan sosial, dan lainnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III di kisaran minus 1 persen hingga minus 2,9 persen, dan keseluruhan tahun di minus 0,6 persen hingga minus 1,72 persen.
Dia optimistis ekonomi bisa tumbuh hingga 5 persen di kuartal akhir 2020, didorong belanja pemerintah.
"Kita akan lihat sampai kuartal IV nanti tetap terjaga di sekira 5 persen pertumbuhannya."
"Tentu dengan asumsi bahwa seluruh momentum belanja dan eksekusi belanja PEN (pemulihan ekonomi nasional) dan KL (kementerian dan lembaga) tetap terjaga," ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (27/10/2020).
Sementara dari sisi konsumsi rumah tangga, pemerintah memproyeksikan di dua kuartal terakhir 2020 bisa kembali ke titik nol persen dari minus dalam di kuartal II.
"Dari kuartal III hingga kuartal IV, kita harapkan akan mulai dekati titik nol persen."
"Kalau di kuartal II konsumsi rumah tangga alami kontraksi minus 5,5 persen," papar Sri Mulyani.
Tak Perlu Panik
Direktur Riset CORE (Center of Reform on Economics) Piter Abdullah memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV juga kemungkinan masih mengalami minus.
"Apabila perkiraan ini benar-benar terjadi, maka Indonesia pada bulan Oktober nanti akan secara resmi dinyatakan resesi," kata Piter kepada wartawan Rabu (5/8/2020).
Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi dipastikan negatif.
Piter menegaskan resesi menjadi sebuah kenormalan baru, saat ini semua negara diyakini tinggal menunggu waktunya saja untuk menyatakan secara resmi sudah mengalami resesi.