BPS Umumkan Indonesia Masuk Resesi Sepekan Lalu, Kini Luhut Klaim Indonesia Keluar dari Resesi
Menurut Luhut, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi minus 3,49 persen
"Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I sampai dengan triwulan III masih terkontraksi 2,03 persen," tuturnya.
Suhariyanto menambahkan, kontraksi pertumbuhan ekonomi tidak terlalu dalam setelah diberlakukannya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
BPS sebelumnya telah merilis pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II 2020 minus 5,32 persen yoy.
Sementara, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai data produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2020 yang akan diumumkan siang ini cukup positif untuk rupiah.
Menurutnya, bukan persoalan resesi, tetapi adanya pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal sebelumnya yang membuat rupiah menguat.
"Pasar akan mendapati data PDB Q3 yang kelihatannya menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan kuartal II."
"Ini cukup positif untuk rupiah," kata Ariston kepada Tribunnews, Kamis (5/11/2020).
Ariston juga melihat sentimen positif pasar terjadi setelah penandatanganan UU Cipta Kerja oleh Presiden Joko Widodo.
"Kondisi kondusif walaupun UU Cipta Kerja sudah ditandatangani," ulasnya.
Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka menguat Rp14.385 per dolar AS, dari penutupan perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 14.565 per dollar AS.
Mata uang Asia terpantau bergerak menguat rupiah 1,25 persen, won Korea 0,48 persen, dan ringgit Malaysia 0,22 persen.
Adapun mata uang bergerak melemah antara lain rupee India 0,46 persen, baht Thailand 0,13 persen, dolar Singapura 0,07 persen, dan baht Thailand 0,13 persen.
"Rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp 14.520-Rp14.600 per dolar AS," prediksi Ariston.
Sebelumnya diberitakan, BPS akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2020, Kamis (5/11/2020).
Pengumuman ini sangat dinanti. Sebab, ekonomi RI akan dinyatakan resesi jika pertumbuhan kembali minus.