Penanganan Covid
Warga Tebongkang Ubud yang Terinfeksi Covid-19 Bertambah Lagi, Ratusan Warga Akan Di-swab
Terkait kegiatan tes swab yang berlangsung di banjar tersebut, kata dia, saat ini baru sekitar 70an orang yang dilayani.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pasca puluhan warga terinfeksi Covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar masih melakukan pelacakan terhadap masyarakat lain di Banjar Tebongkang, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.
Per tanggal 11 November 2020, Dinkes Gianyar mengkonfirmasi warga yang terpapar sebanyak 28 orang.
Namun di tanggal 12 November 2020, terjadi tambahan empat kasus, sehingga total masyarakat Tebongkang yang terpapar Covid-19 sebanyak 32 orang.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, saat meninjau kegiatan tes swab di Wantilan Pura Dalem Tebongkang, Jumat (13/11/2020).
"Dari hasil surveillance, sejak dua hari lalu, kita dapat kasus 28 dan kemarin (Kamis) ditambah lagi empat sehingga total 32 kasus," ujarnya.
Terkait kegiatan tes swab yang berlangsung di banjar tersebut, kata dia, saat ini baru sekitar 70an orang yang dilayani.
Namun target swab yang dilakukan secara gratis ini, kata dia, akan menyasar ratusan orang.
Sebab metode pelacakan yang dilakukan, untuk satu orang pasien positif Covid-19 dilakukan pengetesan swab pada 20 orang kontak eratnya.
"Karena ini sebuah pandemi, kita menyelesaikannya dengan epidemiologi. Jadi yang kita lakukan, step pertama, adalah semua kasus terkontaminasi harus masuk ke karantina. Langkah kedua, perluasan tracing. Jadi kita perluas lagi terhadap kontak erat dengan target adalah 1 pasien 20 kontak erat, sehingga jumlah yang harus kita lakukan swab adalah, jika ada 32 pasien maka 640 orang akan di tes swab," tandasnya.
Saat ini, pihaknya telah melakukan karantina secara ketat di wilayah Tebongkang.
Yakni membatasi setiap aktivitas keluar masuk di banjar ini.
"Karena ini dalam satu wilayah atau satu daerah, maka untuk memperkecil kemungkinan penularan, dengan cara pembatasan mobilitas di banjar tersebut. Baik yang masuk ataupun keluar," ujarnya.
Dia memastikan, pihaknya akan melakukan upaya ketat untuk memutuskan klaster di Banjar Tebongkang.
"Kami juga lakukan surveilans yang cukup ketat terhadap kasus ini. Sehingga kami harapkan, dalam seminggu atau dua minggu ke depan tidak ada penularan tambahan. Dan diharapkan tidak ada kematian," tandasnya.
Dayu Cahyani meminta secara tegas supaya masyarakat menerapkan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Yang kita takutkan adalah dampak selanjutnya daripada kasus ini. Saya imbau pada semua masyarakat, sesuai izin Pak Sekda dan Pak Bupati, bahwa diupayakan 3M. Jadi, kegiatan yang menyebabkan jaga jarak tidak bisa diterapkan, maka kita harus menghindarinya," tandasnya.
Diduga Terpapar Saat Upacara Pernikahan dan Kematian
Adanya klaster baru virus corona di Ubud ini diduga berasal dari dua sumber penyebaran yakni upacara pernikahan dan penguburan jenazah.
"Kasus klaster di Banjar Tebongkang Desa Singakerta Kecamatan Ubud dengan jumlah kasus sampai sore hari (Rabu 11 November 2020) sejumlah 28 orang. Dari hasil investigasi surveilans, dugaan sementara terdapat dua sumber penularan, yakni dua keluarga yang berbeda tapi masih dalam satu klan/dadia," ujar Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya.
Menurut Wisnu, dugaan sementara, banyaknya masyarakat yang terpapar ini dikarenakan dua kegiatan.
Yakni upacara pernikahan dan penguburan jenazah di banjar setempat.
"Adapun dua klaster tersebut adalah klaster pernikahan dan klaster penguburan jenazah," ungkapnya.
Terkait klaster pernikahan, kata dia, saat keluarga IKM melangsungkan pernikahan 28 November 2020.
Hal ini diketahui saat beberapa hari IKM dan anaknya HPM mengalami keluhan batuk dan demam.
"Tanggal 4 November keduannya melakukan tes swab dan hasilnya keluar dua hari setelahnya dengan hasil positif. Saat ini keduanya sudah dikarantina di Suly Resort," ujarnya.
Setelah hasil tersebut, pihaknya lantas melakukan test swab pada istri IKM, yakni NKP seorang tenaga kesehatan di Puskesmas Ubud 2, dan hasilnya pun positif Covid-19.
"Istri IKM juga di tes swab dan hasilnya positif. Saat ini masih isolasi di rumah," tandasnya.
Sementara, terkait klaster penguburan, Wisnu menjelaskan, pada 1 November 2020, warga setempat menggelar upacara penguburan jenazah keluarga KY.
Beberapa hari kemudian setelah penguburan, kata dia, KY dan istrinya mengalami keluhan demam dan batuk.
Setelah dilakukan test swab, hasilnya positif dan saat ini sudah menjalani perawatan di RSPTN Unud.
"Setelah hasilnya dua keluarga ini keluar, tanggal 9 November selanjutnya petugas Puskesmas Ubud 2 melakukan contact tracing dari dua sumber penularan tersebut, sebanyak 32 orang selanjutnya dilakukan tes swab di RS Payangan dengan hasil sementara 8 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 1 orang dilakukan swab di RSUD Sanjiwani dengan hasil positif, total kontak erat sementara yang sudah dinyatakan positif sebanyak 9 orang, saat ini mereka masih proses karantina. Dan, Rabu tanggal 11 November kemarin hingga pada sore, ditemukan lagi 14 orang yang positif. Jadi data terakhir, total yang positif 28 orang," tandasnya.
Terkait hal ini, pihaknya pun telah melakukan berbagai langkah, mulai dari mengkarantina semua masyarakat yang positif, memperluas cakupan tracking yang memungkinkan terjadinya penularan secara cepat, mengkarantina daerah Tebongkang.
"Dengan kasus ini kita juga imbau kepada seluruh masyarakat Gianyar agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti protokol kesehatan dengan mempedomani Pergub serta edaran MDA dan PHDI dalam melaksanakan kegiatan keagamaan," tandasnya. (*).
Catatan Redaksi: Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19. Tribun Bali mengajak seluruh Tribunners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat Pesan Ibu: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak