Kisah Magis Tari Rejang Sutri di Desa Batuan Gianyar, Diyakini Terkait Ratu Gede Mas Mecaling

Tari Rejang Sutri dipentaskan selalu pada Soma Kliwon Klurut, Kajeng Kliwon Enyitan Sasih Kalima di wantilan Pura Desa lan Puseh Desa Adat Batuan.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/A A Seri Kusniarti
Tari Rejang Sutri dipentaskan selalu pada Soma Kliwon Klurut, rahina Kajeng Kliwon Enyitan Sasih Kalima oleh masyarakat serempat. Pementasan ini berlangsung setiap malam di wantilan Pura Desa lan Puseh Desa Adat Batuan sampai berakhirnya Sasih Kesanga. Atau saat hari suci Nyepi. 

Biasanya, anak-anak perempuan tertarik ikut ngayah Rejang Sutri saat mepayas. Sehingga sebagai hadiah sekaligus motivasi, Desa Adat Batuan memberikan alat tulis berupa buku, pensil dan pulpen.

Tradisi ini mesineb atau berakhir, ditandai dengan pementasan terakhir setiap Ngembak Geni atau sehari setelah Hari Suci Nyepi.

I Made Djabur juga menjelaskan, Rejang Sutri ini diyakini sebagai penetralisir sasih gering yang ditandai dengan berjangkitnya berbagai macam penyakit.

"Meskipun sekarang musim Covid-19, tradisi sakral Rejang Sutri tetap dilaksanakan. Kami di Desa Adat Batuan tidak berani meniadakan. Dengan catatan, protokol kesehatan tetap dijalankan, diantaranya wajib masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Waktu menari jaga jarak. Kami tetap ikuti imbauan pemerintah terkait prokes," tegasnya. (aa seri kusniarti)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved