Corona di Bali
Selama 7 Bulan, Limbah Masker di Denpasar Capai Sekitar 47 Juta Lembar
Bahkan selama 7 bulan pandemi Covid-19 ini, diperkirakan limbah masker yang dihasilkan sebanyak 47.250.000 lembar, untuk masker sekali pakai
Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pandemi Covid-19 ternyata menyisakan sampah masker.
Bahkan selama 7 bulan pandemi Covid-19 ini, diperkirakan limbah masker yang dihasilkan sebanyak 47.250.000 lembar, untuk masker sekali pakai.
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, I Dewa Gede Rai, saat diwawancarai Rabu (18/11/2020) siang.
“Kami memang tidak bisa menghitung secara spesifik berapa jumlah pastinya, karena sampah masker ini bercampur dengan sampah rumah tangga,” kata Dewa Rai.
Baca juga: Ketua Dewan Pers Ajak Media Massa Perhatikan Information Credibility dalam Penyajian Berita
Baca juga: Rangkaian Ngaben Bikul di Badung, Hari Ini Semua Tikus Dikumpulkan dan Digelar Upacara Ngeringkes
Baca juga: Update Jumlah Kumulatif Kasus DBD di Provinsi Bali: Penderita 10.784 Orang,Korban Meninggal 21 Orang
Dan hal ini pun sangat berbeda dengan limbah masker medis yang bisa dikalkulasikan.
Oleh karena itu, jumlah limbah masker ini diperkirakan dengan menggunakan estimasi jumlah penduduk di Kota Denpasar yakni sebesar 900 ribu jiwa.
“Estimasinya diambil dari seperempat jumlah penduduk aktif beraktivitas di luar rumah dan memakai masker dan setiap hari ganti masker,” katanya.
Dalam sehari diperkirakan jumlah limbah masker yang dihasilkan yakni 225 ribu lembar.
Sehingga dalam sebulan Denpasar menghasilkan sebanyak 6.750.000 lembar limbah masker.
“Jadi setelah dikalikan tujuh, dalam 7 bulan ini limbah masker yang dihasilkan sekitar 47.250.000 lembar dan bercampur dengan limbah rumah tangga,” kata Dewa Rai.
Ia menambahkan, untuk penanganan sampah masker ini, sebelum dibuang terlebih dahulu dipotong.
Hal ini untuk menghindari adanya daur ulang masker oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Melalui Satgas Desa kami sudah imbau agar masker habis pakai itu digunting, baru dibuang.
Karena ada pengalaman di daerah lain, masker bekas tersebut didaur ulang, dipungut, dicuci lalu dijual.
Baca juga: Fraksi Golkar DPRD Bali Desak Gubernur Koster agar Pemprov Beri Layanan Rapid Test dan Swab Gratis
Baca juga: Rumah Nikita Mirzani Banjir Karangan Bunga: Makasih Wanita Amazon
Baca juga: Jalani Sisa Hukuman, Vanessa Angel ke Anak: Selamat Berpisah Gala
Ini akan sangat berbahaya,” katanya.
Setelah itu, sampah masker yang sudah dipotong tersebut dibawa ke TPA oleh petugas dari DLHK Denpasar. (*)