250 Ekor Tikus Dibakar Dalam Upacara Ngaben Bikul di Badung, Ini Maknanya Secara Niskala
Suka menjelaskan, pengabenan kali ini dilakukan secara simbolis, yakni mengaben bikul dengan jenis kelamin betina dan jantan.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Eviera Paramita Sandi
"Krama subak menginginkan lahan pertanian membuahkan hasil, terutama tanaman padi. Dan jalur niskala kami laksanakan sebelum melakukan kegiatan ngerompyok atau menangkap tikus," ujarnya.
Made Suka mengungkapkan, cara niskala ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mengusir hama tikus di sawah petani di Kabupaten Badung, Bali.
Di Kabupaten Badung banyak lahan pertanian yang terserang hama tikus.
Berdasarkan catatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, serangan hama tikus kini terjadi di sejumlah wilayah, seperti di Kecamatan Kuta Utara, Kecamatan Abiansemal, dan Kecamatan Petang.
Lahan yang diserang hama tikus sekitar 107 hektar dari total luas lahan pertanian di Badung sekitar 9.593 hektar.
"Prosesi ngaben ini sudah disiapkan sejak 11 November 2020 lalu. Dengan kegiatan matur piuning di subak dan meboros bikul," ucap Made Suka.
Ngaben bikul mengandung nilai kearifan lokal dan juga filosofi yang berhubungan dengan aspek aspek penting dalam kehidupan manusia.
Pelaksanaan ngaben bikul ini, berdasarkan pandangan masyarakat Bali, bertujuan untuk membersihkan hama tanaman dan juga menghilangkan pengaruh-pengaruh buruk dari aspek niskala.
Kata Suka, tradisi ini sangat membantu dalam menjaga keseimbangan ekosistem persawahan, dan menjadikannya ramah lingkungan.
Selain itu, jika hama tikus tidak dimusnahkan, maka akan berakibat buruk terhadap tanaman padi.
Populasi tikus yang kian bertambah membuat populasi tanaman bisa semakin berkurang.
"Pada dasarnya semua ini memang upaya menghilangkan hama tikus yang ada. Pelaksanaannya dilakukan di pantai, karena menurut lontar Bali Merana, hama itu datang dari laut. Sehingga semua akan dikembalikan ke laut," jelasnya.
Menurut Suka, upacara ngaben bikul ini biasanya dilaksanakan 10 tahun sekali.
Kali ini biaya pengabenan bikul didukung anggaran dari APBD 2020 Badung sebesar Rp. 250 juta.
"Kalau tidak salah menghabiskan anggaran Rp. 250 juta. Diwacanakan untuk dilaksanakan Kembali, namun bergantung kondisi di lapangan," jelasnya.