Serba Serbi
Ida Pedanda Wayahan Bun Ceritakan Konsep Ketuhanan menurut Ajaran Agama Hindu di Bali
Ida pedanda dari Griya Sanur Pejeng, Gianyar ini, menjelaskan bahwa dalam Weda sangat jelas disebutkan bahwa Tuhan adalah satu.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
“Secara garis besar, arti dari bait tadi adalah adanya bayangan bulan dalam periuk yang berisi air jernih,” ujar beliau menjelaskan.
Lanjut beliau, meskipun ada 100 periuk bahkan sejuta periuk berisi air jernih dan memantulkan bayangan bulan di langit.
Namun bulan tersebut tetaplah satu.
“Demikianlah bayangannya, layaknya sinar suci Tuhan yang banyak. Seakan-akan beliau banyak, namun sejatinya hanya satu,” tegas Ida pedanda.
Untuk itu, jelas bahwa konsep ketuhanan dalam agama Hindu adalah monoteisme. Atau secara harfiah, berarti Tuhan adalah satu atau tunggal.
“Hindu mengenal Siwa sebagai Tuhan. Sehingga, kita melihat bumi adalah Siwa, air juga Siwa, api juga Siwa, angin juga Siwa dan akasa juga Siwa,” sebut beliau.
Itu dalam bhuana agung, atau skala yang lebih besar. Sedangkan dalam bhuana alit, yakni tubuh manusia itu sendiri. Suara juga disebut Siwa, rupa juga Siwa, dan rasa juga Siwa.
“Dalam diri manusia juga disebutkan Siwa atau Tuhan. Budi, manah dan ahamkara juga Siwa,” imbuh Ida pedanda.
Bagi beliau, inilah kebesaran Tuhan sehingga seluruh dunia bahkan alam semesta dipenuhi oleh Tuhan itu sendiri.
Kemudian orang bijaksana, para mahaguru menganggap Tuhan ada dimana-mana.
Tuhan tidak hanya berada di pratima saja, tidak pada api saja, tidak dalam diri manusia saja, tetapi di setiap sudut dan partikel terkecil pun beliau berstana. (*)