I Ketut Adiputra Karang, Dirut Baru PT. Jasamarga Bali Tol: Saya Kaget dan Tidak Sangka

Berusia 31 tahun, I Ketut Adiputra Karang baru-baru ini terpilih sebagai Direktur Utama (Dirut) baru PT. Jasamarga Bali Tol (JBT).

Penulis: Karsiani Putri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Rizal Fanany
I Ketut Adiputra Karang, Direktur Jasamarga Bali Tol (JBT) saat ditemui di Kantor JBT, Jalan By Pass Ngurah Rai, Pemogan, Denpasar, Senin (23/11/2020). 

Tiga kunci itu saja sih yang terpenting.

Baca juga: Wayan Wita Guru Terbaik Nasional Asal Bali, Sukses Bikin Inovasi Pembelajaran di Tengah Pandemi

Baca juga: Positif Covid-19, Begini Kondisi Ketua Umum Nasdem Surya Paloh di RSPAD Gatot Soebroto

Baca juga: Tingkatkan Kualitas SDM Bidang Kewirausahaan & Ekonomi Kreatif, Denpasar Jalin Kerjasama dengan Unud

Apa perbedaan ketika menjabat posisi sebelumnya dibandingkan saat ini menjadi dirut?

Sebelum menjadi dirut mungkin saya kebanyakan kerjanya terkait perencanan transaksi Jasamarga, jadi lingkup pekerjaan saya adalah Jasamarga Group. Saya belum memikirkan corporate secara menyeluruh dan saya hanya fokus di bidang yang saya lakukan saja. Tapi ketika kita menjadi dirut, kita harus fokus memikirkan corporate. Kita juga harus memikirkan keuangan seperti apa, kita lakukan ini dan itu benefit-nya apa.

Lalu, SDM-nya sendiri sudah berjalan dengan benar atau tidak, istilahnya speed control. Kontrol jadi lebih jauh pentingnya sekarang. Dan kita harus memikirkan perusahaan jangan sampai rugi, itu yang paling penting. Karena kita sebagai BUMN selain dituntut untuk CSR ke masyarakat juga minImal dituntutnya jangan sampai rugi.

Menurut Bapak, apa yang menjadi bahan pertimbangan Menteri BUMN, sehingga Bapak bisa terpilih sebagai dirut di usia muda?

Di Jasamarga sendiri sudah ada sistem perencanaan SDM yang namanya talent class dan ada lima. Yang paling bawah adalah unfit, yang  artinya dia memang secara kompetensi dan pengembangan ya udah segitu saja cukup. Yang kedua sleeping tiger yang artinya secara performa dia biasa saja tapi dia punya potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Yang ketiga ada solid contibrutor artinya dia secara kapasitas tinggi, secara pengembangan masih dibilang rendah.

Dan di atas solid contributor tadi ada promotable yang sama-sama tinggi antara kapasitas dan pengembangannya. Yang paling atas ini, pelari kencang. Itu lebih tinggi, secara kapasitas tinggi dan secara pengembangannya bisa dibilang tinggi juga. Dan kebetulan saya ada di titik pelari kencang tersebut. Dan karena sudah di-setting seperti itu, ya mau tidak mau kita harus maju dan titik ini mewajibkan kita untuk siap ditempatkan di mana saja.

Respon keluarga ketika Bapak ditugaskan sebagai dirut bagaimana?

Terus terang saya pribadi belum bilang kepada keluarga di Bali dan baru setelah semingu pindah, baru saya bilang. Dan istri dan anak pun masih tinggal di Jakarta.

Bagaimana dunia perkuliahan Bapak dan mengapa Bapak memilih untuk berkarir di BUMN?

Kalau ketika kuliah saya lebih banyak aktif di olahraga dan kemahasiswaan. Saya adalah anggota Himpunan Mahasiswa Sipil dan saya aktif sebagai pemain basket di tingkat universitas. Secara tingkat kuliah sendiri, saya merasa cukup dengan IPK di atas 3,4, dan saya rasa cukup membanggakan karena biasanya untuk di jurusan teknik itu mencari 3,25 saja agak susah.

Kemudian kenapa lebih memilih berkarir di BUMN, karena saya dulu sempat bekerja di Bali sebagai kontraktor dan memang untuk gajinya sendiri seinget saya Rp 1,1 juta. Ketika saya lulus kuliah, gaji pertama saya itu sekitar Rp 2,3 juta saja. Dan saya kepikiran kalau saya bekerja di Bali dengan gaji segitu dan kalau ada inflasi 4 sampai 5 pesen, saya mikir saya mau ngapain ya ke depannya. Kemudian saya searching antara PNS atau BUMN. Saya pikir secara tes untuk BUMN mereka memakai konsultan independen dan saya pikir saya lebih bisa fight di situ di BUMN.

Tanggapan mengenai postingan Menteri BUMN Erick Thohir di media sosial pribadinya yang menyebut bapak sebagai salah satu talenta muda BUMN?

Terus terang, saya berterimakasih sekali dan apresiasi juga karena memang dari awal prinsip saya, kalau kita mau kerja itu kita harus niat dan memiliki integritas. Kalau sudah dua itu yang kita pegang, secara kerjaan saya percaya karma phala. Kalau kita kerja dengan benar, karier pun akan benar. Tapi kalau dari bawah kita sudah aneh-aneh, saya percaya ke depannya juga pasti akan tersangkut masalah. (putri karsiani)

Biodata:

Nama Lengkap:  I Ketut Adiputra Karang

Tempat, Tanggal Lahir: Kediri ( Jawa Timur), 24 Juni 1990

Riwayat Pendidikan

1. SDN  Sunter Agung 12 Pagi, Jakarta Utara

2. SMPN 221 Jakarta Utara

3. SMA Saraswati I Denpasar

4. S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana Bali

5. Pernah mengambil kelas karyawan di Universitas Kartini di Jurusan Hukum 

Hobi: Bermain basket

Tinggi: 188 cm

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved