Serba Serbi
Masepuh Majegau, Metode Pengobatan Alternatif Medis dan Non Medis ala Desa Bali Aga
Ia pun menjalankan pengobatan alternatif, menggunakan kemenyan Majegau. Kemudian pengobatan tersebut dikenal dengan istilah masepuh Majegau
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Karena ada yang terendam selama 8 tahun di sungai, ada yang terkubur selama 48 tahun.
Dan ketika Majegau ini digunakan maka memiliki aura dan kekuatan yang lebih besar.
Ada pula, pasien dengan penyakit medis seperti kanker dan tumor datang ke pasramannya.
“Pada saat mereka datang, pasien ini menjelaskan bahwa dia akan dioperasi dua minggu lagi karena tumor rahim. Lalu kemudian dia menggunakan metode ini, dan pengobatan dengan masepuh Majegau dipadukan tambahan obat medis hasilnya ternyata luar biasa,” jelasnya.
Sebab begitu, pasien tersebut datang untuk kedua kalinya, ternyata ia mengalami pendarahan.
Setelah dicek, ternyata pendarahan tersebut adalah pemecahan penyakitnya.
Dan hingga saat ini, kata dia, pasien tersebut pulih dengan baik tanpa operasi.
“Ada juga pasien lain yang susah tidur. Lalu ia masepuh Majegau dan ternyata lambat laun bisa langsung tidur dengan tenang. Itu terjadi setelah nyepuh kedua dan ketiga,” jelasnya Sekretaris LP2M UNHI ini, menegaskan bahwa masepuh Majegau adalah cara pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam bentuk teknik pengobatan sesuai tradisi turun temurun di Bali Aga.
Sehingga metode ini hanya pengantar saja, sisanya pasien tetap memohon kepada Tuhan agar diberikan jalan di dalam kegelapan.
Serta diberikan kesembuhan, atau rezeki, atau jalan yang terang bagi pasien yang bingung.
Intinya memohon kebaikan, melalui metode pengobatan masepuh Majegau.
Sejatinya, masepuh Majegau ini adalah netralisasi energi negatif menjadi energi positif.
Energi negatif itu, semisal pepasangan atau tetaneman yakni sarana ilmu hitam yang ditanam atau ditaruh di dalam tanah.
Termasuk yang ada di pekarangan rumah, serta berbagai macam model penyakir lainnya.
Sarana Majegau yang digunakan, berasal dari akar, batang, daun, hingga buahnya.