Munculnya Fenomena Hujan Es di Bali dan NTB, Belasan Rumah Rusak Dilaporkan di Lombok Timur
Beberapa hari yang lalu, fenomena hujan es melanda di tiga desa di wilayah Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Viral di media sosial
Fenomena alam itu tak luput dari perhatian warganet.
Sejumlah warga merekam detik-detik terjadinya hal itu dan mengunggahnya di media sosial.
Salah satunya di akun Instagram @denpasar.viral yang menyebut hujan es sebesar biji kopi.
"Hujan es sebesar biji kopi terjadi sekitar 15 menit di Dadap Putih," tulis akun tersebut.
Hujan Es Landa Sejumlah Wilayah di Bali
Dua desa di Bali diguyur hujan berbentuk seperti es batu.
Kedua desa tersebut adalah Desa Plaga, Petang, Badung yaitu pada tanggal (19/11/2020), dan Desa Tista, Busungbiu, Buleleng pada tanggal (22/11/2020) lalu.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah III Denpasar, Iman Fatchurochman menjelaskan proses terjadinya dari hujan es.
"Kejadian hujan es batu sebetulnya dikarenakan adanya pembentukan awan-awan hujan yang bila dilihat dari Citra Satelit Himawari BMKG, memang ditemukan pembentukan awan yang cukup tebal. Lalu masa udara basa terkonsentrasi pada tekanan atau ketinggian pada 3000 hingga 9000 meter," jelasnya, Senin (23/11/2020).
Baca juga: Hujan Es Landa Sejumlah Wilayah di Bali dan Lombok, BMKG Sebut Terkait Awan Kumulonimbus
Iman menambahkan, pada kondisi tersebut awan-awan cukup tebal dan tinggi dimana sudah melewati level suhu pembekuan dengan angka minus 50 hingga minus 60 derajat celcius.
Artinya, memang pada ketinggian tersebut cukup dingin, dan uap air yang naik keatas terjadi penguapan secara terus-menerus, sampai nyaris pada ketinggian suhu 0 derajat, masih terus naik sehingga menjadi butiran-butiran es tergabung.
"Butiran-butiran es yang tergabung ini membentuk bongkahan-bongkahan es yang cukup besar, dan jika dilihat secara kecepatan dari angin serta arah angin pada awan, sehingga terdapat perlukan di dalam awan tersebut.
"Dengan pembentukan butiran-butiran es yang menjadi bongkahan tadi pasti suatu saat akan turun, karena memang cukup berat dan mengikuti grafitasi dimana tekanan yang berada di awan cukup tinggi dan nanti akan turun kebawah yang relatif lebih hangat," sambungnya.