Aktivitas Vulkanik Meningkat, Gunung Semeru Muntahkan Guguran Lava 13 Kali, Begini Ungkap Warga
Senin pagi (30/11/2020) aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur dilaporkan kembali meningkat.
Mengutip laman Kementerian ESDM, Gunung Ili Lewotolok memiliki ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut.
Status gunung berapi ini adalah waspada (level II) sejak 7 Oktober 2017.
Mengutip Harian Kompas 1 Februari 2014, nama Ile Lewotolok berasal dari bahasa daerah setempat (bahasa Lamaholot) yang berarti gunung api.
Gunung tersebut dipercaya pernah meletus dahsyat berkali-kali sejak tahun 1666 hingga 1920-an.
Di antaranya letusan yang terjadi pada tahun 1660, 1819, 1849, 1852, 1864, 1889, 1920.
Dampak letusan-letusan yang terjadi di gunung tersebut disebut telah meluluhlantakkan seluruh Pulau Lembata dan pulau-pulau di sekitarnya.
Pada 7 Oktober 2017, Gunung Ile Lewotolok dinaikkan statusnya menjadi waspada.
Masyarakat dilarang mendekati zona perkiraan bahaya di area kawah dan di seluruh area dengan radius 2 km.
Selang beberapa hari dari kenaikan status itu, wilayah Lembata juga diguncang gempa berkali-kali, yang mengakibatkan 671 warga diungsikan.
Harian Kompas memberitakan, 11 Oktober 2017, gempa merupakan akibat aktivitas sesar lokal, namun tidak dapat disimpulkan gempa berkaitan dengan peningkatan aktivitas Gunung Ile Ape.
Wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday saat itu mengatakan gunung Ile Lewotolok merupakan gunung yang tidak punya hutan dan pohon.
Adapun, lereng adalah batu wadas diselingi pasir dan tanah.
Sehingga saat guncangan gempa terjadi, material berjatuhan dari arah gunung dan menimpa ladang maupun pemukiman warga.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Muntahkan Guguran Lava Panas, dan di Kompas.com berjudul "Gunung Ile Lewotolok di NTT Meletus, Ini Penjelasan PVMBG"