6 Fakta dan Cerita Misteri Losmen Puri Denpasar, Diresmikan Tahun 1955, Biaya Inap Rp 50 Ribu
Selain digunakan sebagai tempat menginap, losmen tua ini juga digunakan sebagai tempat prewedding hingga shooting video clip.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Kambali
5. Biaya Rp 50 ribu per hari
Masa kejayaan losmen ini bertahan cukup lama, terhitung sejak dibangun hingga tahun 1990-an.
Walaupun demikian, sampai saat ini losmen ini selalu ramai.
“Sebelum pandemi Covid-19 banyak yang menginap di sini. Sekarang pun masih ada tamu, empat orang,” kata lelaki kelahiran 1964 ini.
Untuk biaya tinggal di losmen ini yakni Rp 50 ribu perhari dan penghuni mendapat kopi setiap pagi.
“Dulu ini dari biaya sewa Rp 20, naik menjadi Rp 50, sekarang Rp 50 ribu,” katanya.
Baca juga: Tarif Losmen di Kawasan Kuta Kembali Normal
Menurutnya, kebanyakan yang menginap di losmen ini merupakan pedagang dari Jawa, utamanya dari Trowulan dan sekitarnya.
Bahkan tempat ini sudah menjadi langganan bagi pedagang ini.
“Ada yang jualan barang antik, pedagang parfum, kain, mereka tinggal di sini kalau ke Bali. Bahkan jika lebaran, semakin banyak yang datang ke sini menginap,” katanya.
Menurutnya, beberapa pelanggannya pun sangat fanatik, dalam artian, setiap ke Bali mereka harus tinggal di tempat itu, pada kamar yang sama.
“Misalnya kamar mereka nomor tiga, setiap ke Bali, ya harus nomor tiga, tidak mau yang lain. Mungkin kamar itu membawa rejeki bagi mereka,” katanya.
Baca juga: 196 Hotel & Restoran di Karangasem Dapat Hibah Pariwisata, Ada yang Dapat Cuma Rp 200 Ribu
6. Cerita horor dari penghuni

Selain itu, ada beberapa cerita horor yang disampaikan oleh orang yang pernah menginap di losmen ini.
Menurut Mahkota, mereka yang biasanya mengalami hal ini, adalah mereka yang berpikiran tidak baik.
“Ada pengunjung yang bercerita ke saya, dirinya tidur di lantai dua. Namun keesokan harinya saat bangun sudah tidur di samping sumur. Umumnya, kalau berniat jelek pasti diganggu,” katanya.