Corona di Bali

Bukan karena Libur Panjang, Kadiskes Bali Sebut Ini Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Bali

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali menanggapi hal tersebut pada, Selasa (1/12/2020) Menurutnya kasus Covid-19 di bali melonjak karena

Tribun Bali/Noviana Windri
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya. 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan berikan arahan terkait kasus positif Covid-19 yang sempat meningkat Bali dan Jakarta

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya menanggapi hal tersebut pada, Selasa (1/12/2020).

Menurutnya kasus Covid-19 di bali melonjak karena memang semua daerah memiliki risiko terjadinya lonjakan kasus.

Baca juga: Butuh 20 Ribu LPJU Lagi untuk Terangi Seluruh Jalan di Bumi Lahar

Baca juga: Terekam CCTV, Identitas Pria yang Tewas Ditabrak Truk BBM saat Bersila di Tengah Jalan Terungkap

Baca juga: Token Gratis Desember 2020, Cara Akses Lewat www.pln.co.id atau WhatsApp

Khususnya pada libur panjang.

Karena pada libur panjang potensi orang berkerumun akan lebih meningkat.

Jika berkerumun dilakukan potensi penyebaran tentu saja juga akan meningkat. 

Tetapi untuk di Bali sendiri pada saat libur panjang pada (28/10/2020) sampai dengan (1/11/2020) dalam satu hingga dua minggu libur panjang, ternyata kasus positif Covid-19 di Bali tidak meningkat.

Jika diperhatikan grafik kasus positif Covid-19 di Bali pada saat itu menurun.

Baca juga: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Dikabarkan Sudah Disuntik Vaksin Virus Covid-19 dari China 

Baca juga: Sejak 7 September 2020, Satpol PP Denpasar Kumpulkan Rp 57,6 Juta Uang Denda dari Pelanggar Prokes

Baca juga: 3 Zodiak Cewek Ini Pantang Menyerah Saat Mengejar Impiannya, Taurus Akan Berjuang sampai Akhir

Namun setelah libur panjang selesai, kasus positif meningkat di Bali.

"Mengapa hal tersebut dapat terjadi dan menurut analisa kami, dikarenakan banyak upacara adat di bali. Misalkan upacara pernikahan, ngaben dan sebagainya, dan yang kita lihat tidak semua masyarakat disiplin. Yang mengakibatkan banyaknya OTG," ungkapnya

Kemudian pihaknya juga lakukan peningkatan tracing dan testing. Terutama pada perkantoran, rumah sakit termasuk kegiatan pilkada yaitu KPPS. 

Baca juga: Gunung Semeru Muntahkan Asap Tebal Hitam & Terdengar Suara Gemuruh, Warga di Kaki Mahameru Mengungsi

Baca juga: Anies Baswedan Jalani Isolasi Mandiri & Tetap Pimpin Rapat Virtual Setelah Positif Covid-19

Baca juga: Sidak Masker di Kelurahan Padangsambian Denpasar, Jaring 17 Pelanggar, Ada yang Dihukum Push Up

"Jadi semua petugas pelaksanaan pemilu diadakan tracing dan di sanalah ditemukan kasus positif Covid-19 yang banyak. Setelah ditemukan kasus positif Covid-19, dan melakukan tracing lagi ditemukan kembali banyak orang yang positif," tambahnya.

Jadi setelah melakukan tracing pada kontak awal dan melakukan tracing pada kontak erat ternyata terdapat penambahan kembali.

Baca juga: Pernikahan Siri Kiwil & Eva Bellissima Sosok Wanita Pengusaha asal Kalimantan, Ini Ungkap Pak Ustaz

Baca juga: The Trans Resort Bali Luncurkan Kampanye Go Local untuk Bantu Pulihkan Pariwisata Bali

Inilah yang menyebabkan lonjakan kasus di minggu ketiga namun naiknya tidak signifikan seperti pada bulan September. 

"Ya memang risiko kita menambah tracing. Ruang isolasi saat ini masih mencukupi terdapat 1.308 tempat tidur dan tempat untuk ICU juga masih mencukupi," tutupnya

Di Bali sendiri meningkatnya jumlah kasus bukan karena kluster libur panjang melainkan klaster upacara adat dan perkantoran. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved