Bupati Gianyar Minta Alun-alun Gianyar Sudah Serah Terima 25 Desember 2020
Pengerjaan proyek Alun-alun Gianyar sudah hampir memasuki habis masa waktu pengerjaannya.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pengerjaan proyek Alun-alun Gianyar sudah hampir memasuki habis masa waktu pengerjaannya.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra meminta pada pihak rekanan agar 25 Desember 2020 ini sudah diserah terimakan pada Pemkab Gianyar.
Jika lebih dari tanggal tersebut, dipastikan pihak kontraktor akan dikenakan penalti.
Dimana Mahayastra mengharapkan saat penyambutan tahun baru 2021 nanti, ikon Kota Gianyar sudah bisa dimanfaatkan masyarakat ataupun wisatawan dari luar Gianyar.
Baca juga: 15 Warga Terjaring Operasi Yustisi Covid-19 di Kelurahan Renon, Denda Masuk Kas Daerah Rp 400 Ribu
Baca juga: Teddy Sebut Punya Harta Saat Nikahi Lina, Singgung Soal Sule Hingga Rizky Febian
Baca juga: Kemenparekraf : Re-aktivasi Pariwisata Bali untuk Wisman Perlu Sinergi Berbagai Pihak
Sebab, terkait wisatawan, Mahayastra mengatakan pihaknya telah siap menerima.
Pantauan Tribun Bali, Jumat (11/12/2020), pengerjaan proyek Alun-alun Gianyar ini sudah mengalami banyak perkembangan.
Bahkan dari segi aksara Bali yang sebelumnya menjadi sorotan karena keliru, saat ini telah diganti menggunakan petunjuk dari Universitas Udayana.
Tulisan aksara Bali itu kini menambah kemegahan Alun-alun Gianyar dengan kilauan cahaya lampu warna merahnya.
Sebelumnya, alun-alun ini merupakan Lapangan Astina Gianyar yang kondisinya tidak terawat.
Kerap dijadikan tempat latihan mengemudi, sehingga lapangan menjadi tidak rata, ditambah lagi rumput yang jarang dikontrol sehingga menyebabkan rumput tinggi-tinggi.
Namun pemandangan demikian sudah tidak terlihat lagi.
Bupati Gianyar, Made Mahayastra mengatakan, terkait penyambutan tahun baru, pihaknya siap menerima kunjungan wisatawan.
Bahkan objek-objek wisata di Kabupaten Gianyar, Bali, telah melakukan persiapan untuk menyambut wisatawan.
"Kita sangat welcome pada wisatawan. Objek wisata di Gianyar juga sudah siap. Tidak ada masalah," tandasnya.
Terkait apakah Alun-alun Gianyar akan dibuka saat penghujung tahun nanti, Mahayastra belum bisa memastikan.
Sebab hal ini tergantung kesigapan pihak rekanan dalam mengerjakan proyek tersebut.
Namun ia menegaskan, 25 Desember ini proyek tersebut sudah harus diserah terimakan.
Jika lebih daripada itu, pihak rekanan akan kena penalti atau denda keterlambatan proyek per hari yang dihitung menggunakan 1/1.000 dikalikan nilai proyek.
Tentunya, pihaknya rekanan tidak mau kena penalti, sebab nilai proyeknya relatif besar, Rp. 22 miliar.
"Tanggal 25 (Desember) ini sudah harus diserah terimakan ke Pemkab, kalau lebih daripada itu, pasti kena penalti. Jika 25 sudah diserahkan, maka akan segera kita launching," ujarnya.
Politikus PDIP asal Payangan tersebut mengatakan, wajah baru Kabupaten Gianyar nanti bukan hanya alun-alaun.
Namun hampir di sepanjang jalan utama di Kota Gianyar mengalami perubahan.
Sebab, selain pihaknya membuat taman di sepanjang trotoar, ia juga memasang lampu penerang jalan dengan gaya artistik.
"Gianyar, tahun baru wajah baru," tandasnya.
Informasi dihimpun, pembangunan-pembangun kota ini, banyak mendapatkan sorotan positif dari masyarakat Gianyar.
Bahkan Kota Gianyar seperti hidup kembali.
Setiap malam, terdapat anak-anak muda yang nongkrong di fasilitas-fasilitas umum di pusat kota.
Mulai dari di depan alun-alun yang dilengkapi trotoar lebar menggunakan batu alam hingga di taman Kota Ciung Wanara yang kolam pancurnya dihiasi lampu warna-warni.
Namun di tengah keindahan itu, terdapat sejumlah masyarakat yang menyoroti soal penganggaran.
Dimana, mereka takut hal ini menjadi pemborosan APBD, lantaran biaya perawatan taman bersifat relatif.
Dan ditakuti terjadi markup.
Terkait hal itu, Bupati Gianyar, Mahayastra sudah mewanti-wanti Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang membidangi ini, untuk berhati-hati dalam menganggarkannya.
Dia pun sudah menginstruksikan agar teliti, supaya tidak terjadi pemborosan.
Misalnya, kata dia, dalam pengadaan barang sekali pakai seperti pupuk tanaman, sebelum dianggarkan harus dikaji secara teliti berapa jumlah yang dihabiskan per tahun.
"Saya sudah minta agar OPD teliti menganggarkannya, jangan sampai hal ini menjadi pemborosan, tandasnya.(*).