Masuki Musim Hujan, Puluhan Unggas Warga di Karangasem Mati Mendadak
Hujan disertai angin yang melanda Karangasem beberapa hari ini mengakibatkan unggas warga mati mendadak.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Hujan disertai angin yang melanda Karangasem beberapa hari ini mengakibatkan unggas warga mati mendadak.
Banyak ayam dan burung dara yang tak selamat.
Seperti yang dialami beberapa warga di Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
Samsuri, warga Bungaya Kangin, mengaku, banyak ayam peliharaan mati mendadak.
Jumlahnya mencapai puluhan ekor, terhitung dari minggu lalu saat hujan deras menguyur Karangasem.
Induk, serta anaknya mati. Ayam jago harga ratusan ribu per ekor juga tidak bisa diselamatkan.
Baca juga: 154 Usaha Akomodasi Pariwisata di Gianyar Tak Kecipratan Dana Hibah Pariwisata
Baca juga: Ops Tertib Masker di Jalan Gajah Mada Jembrana Temukan 13 Pelanggar
"Ada sekitar 50 ekor yang mati mendadak. Induk, anak, dan ayam jago tak terselamatkan. Tak hanya ayam, burung dara peliharaan banyak mendadak mati. Kalau burung dara yang mati sekitar 10 ekor," ungkap Samsuri, Selasa (15/12/2020) siang.
Ditambahkan, peristiwa ini sering terjadi setiap tahunnya.
Terutama saat pergantian cuaca dari musim panas ke hujan.
Unggas seebelum mati ciri - cirinya tak mau makan, suaranya ngorok, dan mulutnya berlendir.
Ayam dan burung dara mati kemungkinan karena pancaroba / peralihan cuaca.
Baca juga: Enam Kali Berturut-turut Klungkung Dinobatkan sebagai Kabupaten Peduli HAM
Baca juga: Berikut Tata Letak yang Dianjurkan untuk Rumah Dekat Sungai Menurut Fengshui
Baca juga: Perhatian: Dilarang Pesta Saat Malam Tahun Baru, Masuk Bali via Pesawat Wajib Tes Swab!
"Hampir setiap tahun terjadi. Warga sini menyebut penyakit "grubug", muncul setiap pergantian musim dari panas ke hujan. Tapi ada beberapa ayam dan burung dara yang masih hidup,"tambah Samsuri.
Ia pun berharap, penyakit grubug ini tak smpai mengenai dan menyebar ke ternak lain.
Hal serupa juga diungkapkan orang tua Samsuri, Ibu Sri.
Kerugian akibat kejadian ini sekitar 1 juta.
Induk dan anak ayam banyak yang mati.
Ditambah belasaan burung dara.
Baca juga: Zidane Tetap Merendah Kendati Timnya Mulai Bangkit dari Keterpurukan
Baca juga: Polres Tabanan Patroli di Tiga Jalur Besar, Satu Sepeda Motor Racing Diamankan
"Dari 9 anak ayam, kadang yang tersisa cuma 1 ekor. Induk sama anaknya banyak yang mati,"akui Sri, spaan akrabnya.
"Nggak hanya saya yang mengalaminya. Beberapa warga yang memelihara ayam mengeluh karena banyak ayam dan burung daranya yang mati mendadak dan sakit. Di luar Bungaya Kangin juga banyak yang alami kejadian begini,"jelas wanita 4 anak ini.
Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Krangasem, Made Ari Susanta mengatakn, biasanya banyak unggas mati saat hujan.
Itu disebabkan lantaraan terserang penyakit viral atau bakterial. Biasanya bakteri akan berkembang saat kondisi cuaca tak lagi bersahabat, saat musim hujan.
"Melihat kondisi cuaca akhir - akhir ini yang kurang bersahabat, menjadi pemicu kembangnya berbagai penyakit khususnya penyakit ternak,"jelas I Made Ari Susanta.
Pihaknya meminta masyarakat tetap mebersihkan kandang, antisipasi penyebaran bakteri.
Untuk mengantisipasi dan meminimalisasi jumlah ternak mati, Dinas meminta kepada peternak untuk lebih menjaga sanitasi kandang, menerapkan biosecurity serta pemberian pakan yang berkualitas.
Pemberian vaksin untuk mengantisipasi serangan penyakit pada unggas penting dilakukannya.
"Untuk laporan ke Dinas belum ada. Tapi untuk di lapangan kita ada satu unit UPTD Puskeswan serta Pos Pelayanan Kesehatan Hewan di Kecamatan. Mereka siap melayani dan menindaklanjuti laporan kejadian penyakit ternak," ujar Made Ari Susanta. (*)