Penanganan Covid

Ini Perbedaan Tes RT-PCR, Rapid Antigen dan Rapid Antibodi Pada Deteksi Covid-19

Deteksi seseorang apakah terpapar atau terinfeksi virus SARS-CoV 2 (Covid-19) atau tidaknya, saat ini dapat dilakukan dengan beberapa test.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi rapid test - Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Deteksi seseorang apakah terpapar atau terinfeksi virus SARS-CoV 2 (Covid-19) atau tidaknya, saat ini dapat dilakukan dengan beberapa test.

Tiga jenis pemeriksaan yang banyak dilakukan saat ini antara lain Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Rapid Antigen dan Rapid Antibodi.

Ketiga deteksi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam metode pengambilan sampel-nya maupun metode pengetesannya.

Hal ini disampaikan salah satu tenaga medis di laboratorium RS PTN Universitas Udayana, Dr. dr. Ni Kadek Mulyantari, Sp.PK(K), saat dihubungi Tribun Bali, Rabu (16/12/2020).

Baca juga: 4 Zodiak yang Terdampak Gerhana Matahari Desember 2020, Nasib Kurang Beruntung!

Baca juga: Andra Bagindas Minta Maaf pada Chef Juna Setelah Video Dengan Citra Anindya Tersebar

Baca juga: Upaya Penangkalan Radikalisme di 32 Provinsi, BNPT Lakukan Survei Nasional, Ini Hasilnya

Untuk RT-PCR, deteksi tes adalah materi genetik virus (RNA virus) dengan jenis spesimen swab saluran nafas (paling sering swab nasofaring atau orofaring).

Pemeriksaan ini sampai sekarang digunakan sebagai tes konfirmasi untuk menentukan seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.

Kelebihan tes RT-PCR mendeteksi langsung materi genetik virus, dapat mendeteksi pada fase akut (sejak hari pertama terinfeksi) dan sampai saat ini digunakan sebagai pemeriksaan rujukan untuk deteksi Covid-19.

Terdapat kekurangan dalam test ini diantaranya tidak efektif dan tidak efisien mengerjakan sampel satu per satu (menunggu jumlah sampel cukup).

Lalu keterampilan petugas dalam mengambil spesimen dapat mempengaruhi hasil, membutuhkan APD level 3 untuk pengambilan spesimen dan mengerjakan tes.

Membutuhkan tenaga khusus dan sudah terlatih, membutuhkan alat khusus dan sarana lab yang standar untuk mengerjakan tes.

"Hasil PCR masih bisa positif meskipun virus sudah tidak hidup atau sudah tidak menularkan ke orang lain," paparnya.

Mengenai sensitivitas dan spesifisitas dari pemeriksaan RT-PCR, dr. Kadek Mulyantari mengatakan sensitivitas mencapai 80 persen, dan spesifisitas 90 hingga 100 persen.

Harga maksimal yang ditetapkan Pemerintah untuk RT-PCR adalah Rp. 900 ribu, namun untuk Rapid Antigen belum ada penetapan harga, sementara untuk Rapid Antibodi maksimal yang ditetapkan Pemerintah yakni Rp. 150 ribu.

Lebih lanjut ia menyampaikan untuk deteksi virus dengan Rapid Antigen yakni komponen virus, lalu jenis spesimen yang diambil adalah swab saluran nafas (paling sering swab nasofaring atau orofaring).

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved