Penanganan Covid
Ini Perbedaan Tes RT-PCR, Rapid Antigen dan Rapid Antibodi Pada Deteksi Covid-19
Deteksi seseorang apakah terpapar atau terinfeksi virus SARS-CoV 2 (Covid-19) atau tidaknya, saat ini dapat dilakukan dengan beberapa test.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Kebutuhan tes guna konfirmasi hasil yang positif dan negatif perlu dikonfirmasi dengan RT-PCR.
Beberapa kelebihan tes ini diantaranya mendeteksi langsung komponen virus, baik untuk deteksi fase akut (awal penyakit).
Lalu tidak membutuhkan waktu inkubasi untuk menimbulkan hasil positif, tidak memerlukan ketrampilan petugas secara khusus dalam mengerjakan pemeriksaan dan spesimen bisa dikerjakan satu per satu.
Namun juga terdapat kekurangan dari tes Rapid Antigen ini, diantaranya hanya dapat mendeteksi pada fase akut (hasil RT-PCR masih positif, hasil Rapid Antigen sudah negatif).
Keterampilan petugas dalam mengambil spesimen dapat mempengaruhi hasil, membutuhkan APD level 3 untuk pengambilan spesimen.
Memerlukan perhatian khusus terhadap sensitivitas yang bervariasi serta uji validasi masih terbatas sehingga belum dapat menggantikan RT-PCR.
Mengenai sensitivitas dari pemeriksaan Rapid Antigen sangat bervariasi 0-94 persen dan spesifitasnya di atas 97 persen.
Untuk Rapid Antobodi, dr. Kadek Mulyantari menuturkan, deteksi tes adalah antibodi dengan jenis spesimen yang diambil yakni darah (whole blood/serum/plasma).
Lalu kebutuhan tes konfirmasi Rapid Antibodi dimana hasil yang reaktif dan non reaktif perlu dikonfirmasi dengan RT-PCR.
Dengan kelebihan dapat dikerjakan oleh semua laboratorium (selama APD tersedia), hasil cepat dapat keluar 10 sampai 30 menit dan sampel bisa dikerjakan satu per satu.
Banyak kekurangan dari tes Rapid Antibodi diantaranya tidak mendeteksi secara langsung materi genetik atau komponen virusnya, tidak mampu mendeteksi infeksi pada fase akut.
Kemudian membutuhkan waktu inkubasi untuk menimbulkan hasil positif, sensitivitas dan spesifisitas bervariasi, perlu berhati-hati dalam menginterpretasi baik hasil non reaktif maupun reaktif, serta kemungkinan terdapat cross reactive antibodi dengan infeksi virus yang lain.
Mengenai sensitivitas dari pemeriksaan Rapid Antibodi antara 18,4 persen sampai 93,3 persen, dan spesifitasnya 80 persen hingga 100 persen.(*).
Catatan Redaksi: Mari cegah dan perangi persebaran Covid-19. Tribun Bali mengajak seluruh Tribunners untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat Pesan Ibu: Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak