Berita Badung
TPST di Kuta Bali Memasuki Tahap Persiapan, Tampung 4 Incinerator Senilai Rp 16 M, Beroperasi 24 Jam
TPST Kuta diharapkan dapat menangani sebagian besar sampah residu dari wilayah Kuta, Tuban, hingga daerah sekitarnya.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di wilayah Kuta yang berlokasi di belakang Kuburan Cina mulai memasuki tahap persiapan serius.
Bahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung memastikan proyek strategis ini direalisasikan tahun 2025.
Plt Kepala DLHK Badung Ida Bagus Gede Arjana menyebutkan jika sejumlah hanggar sudah berdiri di lokasi TPST Kuta, yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Setelah bangunan rampung, maka akan dilakukan pemasangan mesin pengolah sampah yakni incinerator.
Baca juga: TPST Tahura 1 Denpasar Bali Akan Dikhususkan Untuk Mengolah Sampah Organik, Target 250 Ton Per Hari
"Tahap berikutnya adalah penempatan empat unit incinerator yang saat ini tengah dalam proses pengadaan," ujarnya, Minggu 7 September 2025.
Pihaknya memastikan TPST tersebut realisasinya tahun ini, dengan harapan sudah langsung beroperasi.
Diakui hanggar sudah ada, hanya melengkapi dengan sarana-prasarana termasuk empat incinerator sesuai kebijakan pimpinan.
"Untuk pengadaan incinerator, anggarannya lebih dari Rp16 miliar," sambungnya
Arjana menambahkan, lahan yang digunakan merupakan aset Pemkab Badung.
Meski tidak terlalu luas, lokasi tersebut dinilai cukup memadai untuk menampung fasilitas pengolahan sampah.
Nantinya, setiap incinerator diperkirakan mampu mengolah 10–15 ton sampah per hari dengan sistem operasi 24 jam.
Dengan kapasitas tersebut, TPST Kuta diharapkan dapat menangani sebagian besar sampah residu dari wilayah Kuta, Tuban, hingga daerah sekitarnya.
Mengenai target operasional, Arjana menyebut proses pemasangan incinerator membutuhkan waktu beberapa bulan.
Ia berharap pada Desember 2025, TPST Kuta sudah bisa dimanfaatkan.
"Kalau target beroperasi, hitungannya memang butuh waktu pemasangan. Paling lambat mudah-mudahan Desember 2025 sudah bisa berjalan," katanya. (gus)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.