Jaksa Menanyakan Sesuatu kepada Mantan PM Jepang Shinzo Abe, Ada Apa?
Kantor Abe belum memberikan respons mengenai hal ini, dan belum ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan.
TRIBUN-BALI.COM, TOKYO - Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe telah ditanyai oleh jaksa di Tokyo pada Kamis (17/12/2020) atau sebelumnya.
Demikian stasiun televisi komersial, TV Asahi, melaporkan pada Jumat (18/12/202) mengutip keterangan beberapa legislator anonim dari Partai Demokrat Liberal.
Sebelumnya pada bulan ini, media nasional Jepang menyebut bahwa jaksa telah meminta Shinzo Abe melapor secara sukarela untuk kasus melawan sekretarisnya tentang dana politik yang melibatkan sebanyak 40 juta yen (sekitar Rp5,4 miliar).
Baca juga: Kisah Mistis Topeng Celuluk di Puri Ubud, Pernah Dibawa ke Kanada dan Seolah-olah Hidup
Baca juga: Bisa Membawa Hoki dan Kekayaan, Pajang 7 Lukisan Ini di Rumah
Kantor Abe belum memberikan respons mengenai hal ini, dan belum ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan.
Abe, yang mengundurkan diri dengan alasan kesehatan pada September 2020 lalu, berada dalam posisi sulit atas kecurigaan bahwa kantornya membantu pembiayaan pesta makan malam untuk para pendukungnya.
Hal tersebut mungkin merupakan pelanggaran atas aturan pendanaan--yang tekah dibantah secara keras oleh Abe ketika ia ditanyai di parlemen pada tahun lalu.
Di Jepang, politisi tidak diperkenankan memberikan apa pun kepada konstituen mereka yang dapat terhitung sebagai hadiah, dan aturan ini diberlakukan secara ketat.
Tahun lalu, anggota kabinet Abe mengundurkan diri karena perkara pemberian hadiah--yang bahkan berupa melon, kepiting, dan kentang kepada para pendukung mereka.
Skandal Abe tersebut juga berisiko merusak kepemimpinan Perdana Menteri Yoshihide Suga saat ini, mengingat Suga merupakan pejabat yang dekat dengan Abe selama masa jabatan pada 2012-2020.
Suga juga telah mendapat tekanan atas sikapnya terhadap pandemi, termasuk soal program subsidi perjalanan.
Selain itu, Suga mendapat kritik karena menghadiri pertemuan sosial akhir tahun setelah meminta masyarakat Jepang untuk menghindari kegiatan semacam itu demi mencegah kenaikan kasus Covid-19 lebih lanjut.
Sumber: antaranews.com