Penanganan Covid

Sumerta Kelod Awali Gerakan Kesiapsiagaan Desa Hadapi Nataru, Covid-19 dan Cuaca Ekstrem 

Tim Reaksi Cepat (TRC) Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur menggelar kegiatan kesiapsiagaan khususnya dalam menghadapi libur panjang Natal 2020

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Kolaborasi TRC, Satgas Covid-19 Desa Sumerta Kelod dan Tagana dalam kegiatan kesiapsiagaan Nataru di Gang Sekuni, Sumerta Kelod, Denpasar Barat, Denpasar, Bali, pada Sabtu (19/12/2020). 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tim Reaksi Cepat (TRC) Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur menggelar kegiatan kesiapsiagaan khususnya dalam menghadapi libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di tengah masa pandemi Covid-19.

Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Camat Denpasar Timur Wayan Herman dan Kepala Desa Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom Suardana ini melibatkan puluhan personel Satgas TRC beserta Satgas Covid-19 Desa Sumerta Kelod seperti TNI, Polri, Linmas dan Tagana Kementerian Sosial RI berjumlah sekitar 50 orang.

Kesiapsiagaan dilakukan dengan giat bersih lingkungan, sosialisasi dan edukasi pesan ibu 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) serta sosialisasi Surat Edaran Gubernur Bali tentang Natal dan Tahun Baru, penyemprotan disinfektan hingga pembangian 400 nasi bungkus bagi warga terdampak pandemi covid-19 sekitar Gang Sekuni, Sumerta Kelod, Denpasar Barat, Denpasar, Bali, pada Sabtu (19/12/2020).

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Hari Ibu, Bisa Untuk Disampaikan Langsung atau Dijadikan Status di Sosmed

Baca juga: Selama Libur Natal dan Tahun 2021, Kapolda Bali Fokus Penegakan Prokes di Tempat Wisata

Baca juga: Surat Edaran Gubernur Bali Mulai Berlaku, Pergerakan Penumpang ke Pulau Dewata Diprediksi Menurun

 

Adapun Surat Edaran Nomor 2021 Tahun 2020 mengatur tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali.

Camat Dentim, Wayan Herman mengatakan, bahwa kegiatan kesiapsiagaan ini pertama kali diawali di wilayah Desa Sumerta Kelod, untuk menjalankan instruksi gubernur, berbagai komponen saling bersinergi mengedukasi masyarakat saat menghadapi libur panjang Nataru di tengah suasana masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Kronologi Pulangnya 11 Orangutan ke Indonesia,Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand & Malaysia

Baca juga: Viral Pasutri di Surabaya Terekam Kamera Lakukan Tindakan Asusila di Atas Motor, Begini Pengakuannya

Baca juga: Tempat Wisata Jadi Atensi Pengamanan dan Pendisiplinan Prokes Covid-19 Selama Libur Nataru

"Kita mengedukasi pesan ibu 3M, meskipun di sini zona hijau tidak boleh berpuas diri karena masalah ini belum selesai, edukasi harus tetap berjalan, dengan sinergitas ini, Desa Sumerta Kelod langsung bergerak menindaklanjuti SE terbaru Gubernur," kata Wayan Herman saat dijumpai Tribun Bali di sela-sela kegiatan. 

Dalam menghadapi Nataru, pihaknya bakal mengintensifkan pengecekan dan pendataan penduduk pendatang pada masa libur panjang Nataru kali ini, serta penekanan protokol kesehatan Covid-19 kendati Desa Sumerta Kelod merupakan wilayah zona hijau.

Wayan Herman menambahkan, kegiatan serupa juga bakal dilakukan menyeluruh di 7 Desa dan 4 Kelurahan di wilayah Denpasar Timur.

"Sehingga ke depan pasca Nataru tidak ada klaster baru seperti halnya Pilwalkot Denpasar kemarin, kami sosialisasikan instruksi Gubernur Bali, di antaranya tidak menggelar pesta perayaan malam tahun baru dan sejenisnya atau tidak membuat kerumunan," jelas dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Desa Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom Suardana menyampaikan, bahwa Tim Reaksi Cepat Desa Sumerta Kelod siap memberikan pelayanan bagi warga dari situasi kedaruratan maupun kebencanaan. 

"Bulan Desember ini cuaca ekstrem, selain rutin melakukan edukasi masalah Covid-19, penyemprotan disinfektan, hampir setiap hari, kami juga sedang gencar sosialisasi instruksi terbaru gubernur serta kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem," kata Anom Suardana.

Menurutnya, saat cuaca ekstrem seperti ini kebersihan lingkungan serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mutlak diterapkan oleh warga apabila tidak ingin mudah terserang wabah penyakit, salah satunya demam berdarah.

Selain itu, agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan yang dapat berpotensi menghambat drainase sehingga menimbulkan genangan-genangan air.

"Jumantik juga aktif bergerak mengedukasi masyarakat masalah DB," ujar dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved