Jejak Kebo Iwa Desa Adat Bedha Tabanan hingga Kini Dibangun Patung Setinggi 21,45 Meter
Kebo Iwa, tokoh yang populer di Nusantara itu ternyata memiliki peninggalan sejarah di Desa Adat Bedha, Bongan, Tabanan.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kebo Iwa, tokoh yang populer di Nusantara itu ternyata memiliki peninggalan sejarah di Desa Adat Bedha, Bongan, Tabanan. Kini, tokoh yang disebut-sebut besar dan gagah perkasa itu diwujudkan dalam patung raksasa setinggi 21,45 meter.
Siapa yang tidak mengenal Kebo Iwa, tokoh nusantara yang terkenal selain Gajah Mada.
Kebo Iwa juga sangat terkenal di Bali, dengan peninggalan-peninggalan jejak sejarah yang tersebar di seluruh Pulau Dewata.
Satu diantaranya di Desa Adat Bedha, Desa Bongan, Tabanan.
Bendesa Adat Bedha, I Nyoman Surata, menceritakan ihwal kisah Kebo Iwa selama di Bedha.
“Dahulu kala di Bedha, Kebo Iwa adalah pelopor pembuatan irigasi, bendungan, untuk sawah. Dan beliau juga seorang undagi besar, yang mampu mendidik masyarakat untuk membuat perumahan. Serta juga budayawan yang melatih masyarakat mencintai budaya dan adat istiadat,” katanya kepada Tribun Bali, Minggu (20/12/2020).
Baca juga: Kisah Magis Tari Rejang Sutri di Desa Batuan Gianyar, Diyakini Terkait Ratu Gede Mas Mecaling
Menurut tetua atau panglingsir desa, sosok Kebo Iwa sangat besar dan gagah perkasa.
Bahkan tempat tidurnya dipercaya, sepanjang 500 meter.
Wilayah yang diperkirakan menjadi batas ranjang Kebo Iwa ini, mulai dari timur Bale Agung saat ini hingga ke barat melewati sungai Yeh Empas ditandai dengan penemuan bekas pilar.
“Karena kala itu Kebo Iwa membawa 800 pasukan, sehingga dibuatlah bale agung panjang,” katanya.
Bale agung ini kemudian diperkecil di pura, dari yang dahulu sangat panjang hingga di sebelah barat sungai.
Pura itu kini dikenal dengan nama Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Bedha. Di pura ini sangat jelas terlihat jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan Kebo Iwa.
Bendesa adat menceritakan, bahwa pemangku pura mendapat bisikan. Pawisik itu agar masyarakat Desa Adat Bedha, membangun palinggih dan patung Kebo Iwa.
Baca juga: Aura Magis Pura Melanting Jambe Pole di Taman Festival Bali, Ada yang Mohon Kesembuhan hingga Jodoh
“Lalu dibuatlah arca beliau sepanjang dua meter, yang dibuat dari perunggu. Kami buatnya di Yogyakarta, karena di sana kan memang ahlinya membuat perunggu,” ujarnya.
Modelnya dibuat oleh Ketut Subur, lalu dicor di Yogyakarta.
Patung perunggu ini dibangun sekitar 10 tahun yang lalu. Setelah sampai di Bali, patung perunggu ini kemudian dipasupati dan diletakkan di pura.
Kemudian saat ini dibuatlah patung raksasa Kebo Iwa, dengan tinggi 21,45 meter.
“Itu tinggi keseluruhan dengan pedestal,” sebutnya.
Patungnya saja setinggi 9,45 meter, kerisnya 3,15 meter.
Patung ini diletakkan di Desa Adat Bedha, sebagai penanda napak tilas agar generasi muda tahu bahwa ada jejak sejarah Kebo Iwa di sana.
Pura Puseh lan Bale Agung Desa Adat Bedha ini diemong oleh 38 banjar di Desa Adat Bedha, Tabanan, dan merupakan pura kahyangan tiga setempat.
“Patung raksasa ini, mulai dibangun tahun ini dengan sumber dana dari APBD Provinsi Bali. Dimulai sekitar Juli 2020, namun persiapannya sejak awal tahun 2020 ini. Bahannya beton dan dikerjakan sekitar 30 orang,” sebutnya.
Semua proses pembuatan patung berjalan lancar, dan tidak ada kendala. Tempat peletakan patung ini, adalah bagian dari bale agung panjang di Bedha. Yang dipercaya sebagai tempat tidurnya Kebo Iwa, dengan tempat tidur sampai 500 meter itu.
“Kalau reliefnya ada di bangunan bale agung, di bawahnya,” imbuh bendesa.
Patung ini pun bisa dikunjungi siapa saja, sebagai penanda perjalanan Kebo Iwa di Bedha.
Sementara patung perunggu di pura, hanya bisa dikunjungi oleh umat yang tidak cuntaka dan dengan berpakaian adat.
Nantinya patung raksasa ini akan dihias dengan ornamen bata.
Dahulu, Kebo Iwa diutus ke Bedha oleh Raja Dalem Tugu yang malinggih di Andakasa untuk membangun pura di Bedha.
“Kalau kata Bedha itu berasal dari kata bedog atau benteng,” katanya.
Tujuan pembangunan patung ini, kata dia, adalah sebagai sarana edukasi kepada generasi muda agar bangga dengan keberadaan Kebo Iwa di Bedha. (*)