Berita Gianyar

Ajik Krisna Tanggapi Bali Terapkan Prokes Ketat PPDN, Begini Kunjungan di Krisna Oleh-oleh Saba

Ajik Krisna: Meski ada aturan baru itu wisatawan tetap ada ke sini dari luar Bali, rata-rata mereka dengan menempuh jalur darat.

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Foto Pengunjung di Krisna Oleh-oleh Saba, Rabu (23/12/2020). Ajik Krisna sebagai owner mengatakan kunjungan saat ini sudah 30 persen, dan mendukung pilihan Bali dalam menerapkan prokes ketat bagi orang yang akan datang ke Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Ajik Krisna mengakui penurunan penjualan terjadi di Krisna Oleh-oleh di Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Bali sejak pandemi Covid-19.

Meski demikian, saat ini sudah mulai mengalami pergerakan dalam penjualannya di kisaran 30 hingga 40 persen per hari.

Sebelumnya, pusat oleh-oleh khas Bali yang berada di depan objek wisata Blangsinga Waterfall ini sempat tutup total di awal-awal pandemi. 

Pemilik Krisna Oleh-oleh, Gusti Ngurah Anom, Rabu (23/12/2020) mengungkapkan, selama pandemi Covid-19, pengunjung yang berbelanja ke Krisna Oleh-oleh mengalami penurunan tajam.

Bahkan di awal pandemi, dirinya sampai harus menutup toko.

Foto: Ajik Krisna saat ditemui Tribun Bali di Krisna Oleh-Oleh Bali cabang By Pass Ngurah Rai, Kuta, Jumat (26/6/2020)
Foto: Ajik Krisna saat ditemui Tribun Bali di Krisna Oleh-Oleh Bali cabang By Pass Ngurah Rai, Kuta, Jumat (26/6/2020) (TRIBUN BALI/NOVIANA WINDRI)

Baca juga: Obyek Wisata di Tabanan Dijaga Ketat Mulai 26 Desember, Wisatawan Tanpa Masker Bakal Didenda 

Baca juga: Bantu Petani di Tengah Pandemi, Krisna Oleh-Oleh Bali Gelar Gebyar Pasar Minggu untuk Ketiga Kalinya

Namun sejak era new normal, kata dia, mulai ada pergerakan ekonomi. 

"Sampai saat ini sudah ada beberapa yang berkunjung ke sini, rata-rata sekitar 30 persen jika hari biasa. Sementara pada akhir pekan atau liburan bisa mencapai 40 persen. Terlebih sekarang ada lagi aturan baru untuk liburan Nataru membuat kunjungan tetap bertahan di 40 persen," ujar pria yang karib disapa Ajik Krisna.

Diketahui, Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Selama Libur Hari Raya Natal dan Menyambut Tahun Baru 2021 dalam Tatanan Kehidupan Era Baru di Provinsi Bali.

Pemerintah Provinsi Bali memilih mengizinkan aktivitas pariwisata dengan tetap mencegah terjadinya penularan dan munculnya kluster baru kasus Covid-19.

Hal ini hanya dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) dengan memberlakukan Surat Edaran Gubernur Bali.

SE Gubernur Bali tersebut mewajibkan wisatawan yang datang ke Bali harus melewati tes swab dan rapid test, Ajik Krisna sempat optimis kunjungan akan meningkatkan paling tidak di atas 50 persen.

Dikarenakan banyak yang membatalkan berkunjung ke Bali, diperkirakan jumlah pengunjung yang berbelanja di toko oleh-olehnya tetap di angka 30-40 persen.

Meski demikian, Ajik Kristen tetap menghormati keputusan Gubernur Bali.

Sebab bagaimanapun, kata dia, keselamatan harus diutamakan.

Baca juga: WIKI BALI - Strategi Bisnis Ajik Krisna Bangkit dari Pandemi Covid-19

Baca juga: WIKI BALI - Ajik Krisna Kembali Bertani, Outlet Singajara Akan Dijadikan Tempat Produksi Camilan

Selain itu, kebijakan juga dilakukan untuk menyambut wisatawan mancanegara. 

"Meski ada aturan baru itu wisatawan tetap ada ke sini dari luar Bali, rata-rata mereka dengan menempuh jalur darat. Saya sangat setuju dengan aturan dan imbauan dari pemerintah, sebab kesehatan sangatlah penting. Mari kita taati aturan pemerintah, supaya Bali bisa segera normal, dan perekonomian pun bisa segera pulih," tandasnya. 

Ajik Krisna mengantakan, pengunjung tidak usah ragu saat akan berbelanja ke Krisna Oleh-oleh.

Sebab fasilitas protokol kesehatan telah disiapkan, dan diterapkan secara ketat. 

Strategi Bisnis Ajik Krisna Bangkit dari Pandemi Covid-19

Wabah pandemi Covid-19 mengancam seluruh sektor perekonomian tanpa pandang bulu.

Tak terkecuali Krisna Oleh-oleh Bali, sebagai salah satu pusat oleh-oleh terbesar di Bali turut terkena imbasnya.

Owner Krisna Oleh-oleh Bali, I Gusti Ngurah Anom atau lebih dikenal dengan nama Ajik Krisna mengatakan, ia menutup seluruh cabang Krisna Oleh-oleh Bali sejak Maret lalu dan mulai beroperasi kembali pada Senin (22/6/2020) lalu.

Sementara itu, dari total keseluruhan karyawan, sebanyak 2.000 karyawan terpaksa dirumahkan dan 500 karyawan masih dipekerjakan.

"Kami tutup sebelum Hari Raya Nyepi, bulan Maret lalu. Karena Corona kan awalnya ada di China, lalu saya fikir tidak bakalan sampai ke sini kan. Ternyata Maret sampai di Bali. Akhirnya kami tutup selama 3 bulan," jelas Ajik Krisna kepada Tribun Bali, Jumat (26/6/2020).

Di sisi lain, Ajik Krisna mengatakan, harus tetap membayar sejumlah tagihan seperti untuk listrik dan lain sebagainya sebanyak 2,5 miliar per bulan tanpa income.

Hal tersebut membuatnya harus memutar otak mencari sumber penghasilan lainnya untuk menutupi biaya yang harus tetap dibayarkan tersebut.

Hingga akhirnya, Ajik Krisna memutuskan pulang ke kampung halaman pada awal Mei lalu.

Dan memilih mulai sumber penghasilan lainnya di sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan miliknya yang belum digarap.

"Kalau gak gerak bahaya ke depan. Saya putuskan awal Mei pulang kampung. Kemudian survey lahan yang saya miliki. Lahan tersebut memang belum digarap. Akhirnya saya putuskan dari 25 hektar lahan itu, 7 hektar mulai saya garap lalu ditanami kacang tanah," ujarnya.

Sementara, sisa lahan tersebut akan kembali digarap pada Juli mendatang untuk kembali ditanami kacang tanah, ubi, pepaya, dan pisang.

Ajik Krisna mengaku, ia secara otodidak mencoba merambah ke sektor pertanian tanpa tim ahli.

Perencanaan dan persiapan lahan untuk digarap hanya berkoordinasi dengan penyakap.

"Awal turun ke pertanian, sempat orang-orang meragukan. Masak owner krisna bertani. Dari dulu saya tidak pernah pencitraan, saya tanam kacang ya ikut tanam. Bahkan makan pun saya ikut bersama-sama dengan para petani. Saya memang seneng bermasyarakat," imbuhnya.

Rencanya, hasil dari kacang tanah tersebut akan diproduksi menjadi camilan di Singaraja, Bali.

Dimana, outlet Krisna Oleh-oleh cabang Singaraja akan dialihfungsikan menjadi tempat produksi.

"Wabah Covid-19 ini jadi pelajaran buat saya, ambil hikmahnya yang positif. Saya berencana menyediakan bahan baku sampai jadi. Target 50 persen camilan di Krisna Oleh-oleh kita produksi sendiri. Mudah-mudahan Agustus depan wabah segera hilang dan kurvanya melandai," tutupnya.(*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved