Berita Bali

Dukung Pemerintah Tutup 'Pintu' Masuk untuk WNA, PHRI Badung Sebut Pengaruh Bagi Bali Sedikit

Penutupan pintu masuk untuk warga negara asing (WNA) yang dilakukan pemerintah pusat dipandang cukup efektif.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Ketua PHRI Badung I Gst Rai Suryawijaya 

Bahkan untuk WNA sendiri, yang datang ke Bali akan turun ke jakarta dan baru ke Bali setelah mendarat dari Jakarta.

Pihaknya mengatakan , dengan ditutupnya wisatawan mancanegara, pemerintah harus menggiatkan lagi wisatawan domestik yang ada.

 Selain itu untuk destinasi dan yang lainnya juga harus mengetatkan pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes)

“Meski wisatawan mancanegara ditutup namun kita harus siapkan diri untuk Triwulan pertama. Jadi pada triwulan pertama kemungkinan penerbangan dan pemerintah pusat sudah menerima wisatawan mancanegara dengan tetap menerapkan prokes,” ucapnya.

Sambil menunggu covid-19 reda, Rai Suryawijaya mengajak semua elemen pariwisata, untuk berbenah diri, dengan tetap menerapkan prokes dengan ketat.

Sehingga penyebaran covid-19 di Bali khususnya Badung bisa menurun.

“Kita tidak pernah menduga, covid-19 ini belum reda namun sudah ada varian baru yang sangat ganas atau buruk.

Mari kita tetap membangun dan bekerja terutama pelaksanaan   Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 (MPAC),” ajaknya

Disinggung mengenai, dirinya yang akan mengusulkan pembukaan  penerbangan internasional untuk Bali kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Suryawijaya mengaku belum mengusulkan hal tersebut.

Baca juga: PHRI Sebut Sekitar 133.000 Orang Batal Berlibur ke Bali, Nilai Refund Mencapai Rp 48,4 Miliar

Namun Menparekraf  akunya sangat mendukung usulan-usulan untuk meningkatkan pariwisata di Bali.

“Jadi kita tetap bersinergi dengan pusat untuk pengembangan dan pemulihan pariwisata di Bali,” tungkasnya.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menutup pintu  untuk WNA masuk ke tanah air mulai 1 Januari hingga 14 Januari 202.

 Hal itu disebabkan munculnya varian mutasi baru virus corona yang memiliki daya tular yang sangat cepat. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved